kievskiy.org

Kondisi Politik Kian Memprihatinkan Pascakudeta, Indonesia-Malaysia Nilai Myanmar Alami Kemunduran Demokrasi

Ilustrasi kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemimpin Myanmar./
Ilustrasi kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemimpin Myanmar./ /Reuters/Stringers Reuters/Stringers

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini kondisi perpolitikan di Asia Tenggara kerap mengalami gejolak dinamika.

Diketahui pada 1 Februari 2021 lalu, militer Myanmar melakukan aksi kudeta terhadap pemerintah sipil di negara itu.

Selain itu, militer Myanmar juga melakukan penahanan terhadap para pejabat tinggi sipil di negara tersebut, salah satunya Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat

Aksi kudeta tersebut mendapatkan beragam respons dari masyarakat internasional, termasuk ASEAN.

Indonesia dan Malaysia mendorong adanya pertemuan khusus ASEAN untuk membahas kondisi di Myanmar.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat, 6 Februari 2021.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Jakarta

Presiden Joko Widodo mengaku telah sepakat dengan PM Yasin menugaskan menteri luar negerinya untuk berbicara dengan Ketua ASEAN agar menjajaki pertemuan khusus antar menteri luar negeri terkait Myanmar.

"Tadi membahas isu kawasan dan dunia termasuk perkembangan yang terjadi di Myanmar," kata Jokowi seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat