PIKIRAN RAKYAT – Amerika Serikat (AS), China dan anggota lain dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Kamis, 4 Februari 2021, menyerukan untuk pembebasan segera dari semua yang ditahan di Myanmar.
Selain itu, negara anggota PBB tersebut juga sambil menekankan perlunya dukungan berkelanjutan dari transisi demokrasi di negara Asia Tenggara.
Dalam sebuah unjuk rasa persatuan yang langka, 15 anggota PBB pada hari Kamis menyerukan dukungan berkelanjutan dari transisi demokrasi di Myanmar.
Baca Juga: Timbulkan Perselisihan, Masyarakat Kosovo Tolak Pembangunan Kedubesnya di Yerusalem
Dalam sebuah pernyataan, panel disebutkan bahwa mereka menekankan perlunya menegakkan institusi dan proses demokrasi, menahan diri dari kekerasan dan sepenuhnya menghormati hak asasi manusia, kebebasan fundamental dan supremasi hukum.
Militer Myanmar minggu ini menahan Peraih Nobel, Aung San Suu Kyi, mengumumkan keadaan darurat selama setahun.
Serta membatalkan kemenangan telak partainya, dalam pemilihan umum sebagai kemunduran bagi demokrasi yang baru lahir di negara itu.
Baca Juga: Kabupaten Bandung, Peringkat Pertama Kepatuhan Protokol Kesehatan
Langkah tersebut membuat AS mengumumkan kudeta pengambilalihan militer, yang mendorong peninjauan bantuan asing dan kemungkinan sanksi baru terhadap para pemimpin negara.