PIKIRAN RAKYAT - Aplikasi media sosial interaktif seperti Tiktok saat ini kian digandrungi masyarakat.
Di tengah gegap gempita penggunaannya, Tiktok tak bisa menafikan diri dari kontroversi
Beberapa kali, aktivitas netizen dalam memanfaatkan Tiktok memunculkan perdebatan mulai dari pesohor yang meminta bayaran berlebihan kepada penggemar ciliknya hingga pemblokiran pendukung Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok.
Baca Juga: Internasionalisasi Bahasa Indonesia Dilakukan Pemerintah, Kawasan ASEAN Jadi Sasaran Terdekat
Pemblokiran akun pengguna Tiktok yang mendukung pembebasan Muslim Uighur dari kamp konsetnrasi bikinan Tiongkok sempat menjadi isu hangat di banyak negara lantaran Tiktok berasal dari Tiongkok.
Isu keberpihakan politik tersebut ditepis Tiktok Indonesia, apalagi saat ini mereka mempromosikan penggunaan platformnya untuk kampanye sosial.
"Sebenarnya misi kami adalah untuk menangkap kreativitas. Hal yang kami inginkan adalah agar pengguna Tiktok bisa mengekspresikan kreativitas dengan gaya individu masing-masing,” kata Donny Eryastha, Head of Public Policy TikTok Indonesia, di Kampus Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kota Bandung, Kamis 20 Februari 2020.