kievskiy.org

Masalah Privasi, Aplikasi Pelacak Pasien Virus Corona di Australia Picu Kontroversi

APLIKASI pelacak keberadaan pasien virus corona di Australia tuai kontroversi lantaran masalah privasi.
APLIKASI pelacak keberadaan pasien virus corona di Australia tuai kontroversi lantaran masalah privasi. /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Australia baru meluncurkan aplikasi pelacakan pasien virus corona yang kontroversial pada hari Minggu, 26 Maret 2020 dan berjanji untuk membuat undang-undang perlindungan privasi.

Australia dan dan tetangganya, Selandia Baru, telah berhasil mengendalikan wabah virus corona sebelum merebak ke sistem kesehatan masyarakat, tetapi para pejabat di kedua negara terus khawatir tentang risiko wabah susulan.

"Kami menang, tetapi kami belum menang," kata Greg Hunt selaku Menteri Kesehatan Australia dalam konferensi di televisi sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Baca Juga: Terlalu Sibuk Saat Pandemi Virus Corona, Donald Trump Disebut Sampai Lupa Makan Siang

Aplikasi yang didasarkan pada perangkat lunak TraceTogether seperti di Singapura, menggunakan sinyal Bluetooth untuk login ketika orang sudah dekat satu sama lain. Aplikasi ini dikritik oleh kelompok-kelompok kebebasan sipil karena terkait pelanggaran privasi.

Pemerintah Australia menginginkan setidaknya 40 persen dari populasinya untuk mendaftar agar upaya ini efektif, dan mengatakan aplikasi itu sukarela serta tidak akan melacak lokasi pengguna.

Data kontak yang disimpan pada aplikasi akan memungkinkan pejabat kesehatan untuk melacak orang yang berpotensi terkena infeksi.

"Ini akan membantu kami saat berusaha untuk kembali ke kehidupan normal dan gaya hidup Australia. Tidak ada yang memiliki akses ke sana, bahkan tidak diri Anda sendiri, hanya pejabat kesehatan masyarakat negara bagian yang dapat diberikan akses ke data itu," kata Hunt.

Baca Juga: Banjir di Cibingbin Pandeglang Banten, Puluhan Karung Padi Hanyut

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat