PIKIRAN RAKYAT - Akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan oleh para netizen di media sosial Twitter sebuah tes usia mental.
Dirilis pertama kali pada November 2013, tes usia mental berasal dari Jepang dengan nama 精神年齢チェック (pemeriksaan usia mental) yang dikembangkan dalam sebuah website pribadi seseorang.
Baru pada Februari 2014, tes usia mental dipindahkan ke laman arealme.com dan saat ini telah diterjemahkan ke dalam 32 bahasa dengan 27.292.000 orang dari 156 negara telah mengikutinya.
Pada tahun 2013 ketika tes usia mental ini dirilis, pengunjung tidak bisa memulai tes tanpa terlebih dahulu memasukkan usia yang sebenarnya.
Baca Juga: Profil Zidane Iqbal, Wonderkid Manchester United yang Bikin Liverpool Kerepotan
Hingga akhirnya untuk menjaga privasi seseorang, pada tahun 2014 pihak pengembang mengizinkan peserta tes usia mental untuk tidak memasukkan umur yang sebenarnya.
Platform tes usia mental ini secara tidak langsung menjadi wadah untuk melakukan survei terhadap seseorang dalam menghabiskan waktunya di media sosial.
Hasilnya 10,81 persen orang telah menghabiskan waktunya di media sosial TikTok, diikuti oleh YouTube dengan 9,52 persen dan Instagram sebanyak 4,47 persen.
Dalam tes usia mental ini, para pengunjung diminta untuk menjawab secara jujur sebuah pertanyaan yang telah dilengkapi dengan beberapa opsi jawaban.