kievskiy.org

Harga BBM Meroket, Begini Solusi Pakar untuk Mengurangi Ketergantungan Kendaraan Berbahan Bakar Bensin

Ilustrasi mobil listrik.
Ilustrasi mobil listrik. /Pixabay/IsmaelMarder

PIKIRAN RAKYAT – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di negara kita beberapa waktu lalu menimbulkan keresahan di masyarakat.

Nyatanya, kenaikan harga BBM diakibatkan karena imbas dari perang antara Rusia dan Ukraina yang masih terus berjalan, membuat negara kita yang merupakan pengimpor minyak kewalahan.

Pemerintah juga mengungkapkan bahwa BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh masyarakat yang mampu, dibandingkan kelompok menengah kebawah yang merupakan target utama penerima subsidi.

Dilansir dari situs The Conversation, berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya lonjakan pembelian mobil hingga nyaris 50 persen pada tahun 2021, seiring pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Baca Juga: Pakar: Demo Kenaikan Harga BBM Tak Ada Gunanya, Kecuali Pemerintahan Jatuh

Faktanya, pada tahun 2019 sektor transportasi menyumbang 23 persen emisi gas CO2 di dunia. Padahal emisi gas buang dari kendaraan berbahan bakar fosil memberikan dampak buruk bagi kesehatan, seperti kanker, gangguan pernapasan hingga dapat menurunkan kecerdasan pada anak.

Dengan meroketnya harga BBM, bisa menjadi momentum untuk mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. Terutama di saat negara kita mulai berkomitmen untuk mencapai Net Zero Carbon pada tahun 2060 dan mereduksi gas rumah kaca.

Dalam momentum ini pemerintah dan masyarakat bisa mulai mencari alternatif penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak. Alih-alih terus membuat infrastruktur baru seperti membuat jalan tol atau terus membebani APBN dengan subsidi.

Berikut kompilasi solusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap BBM dari beberapa pakar yang dilansir Pikiran-Rakyat.com dari The Conversation:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat