kievskiy.org

Deretan Kontroversi Truth Social, Masih Kesulitan Finansial

Truth Social milik Donald Trump
Truth Social milik Donald Trump /Pixabay @sergeitokmakov

PIKIRAN RAKYAT – Aplikasi media sosial (medsos) Truth Social milik mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini tengah dilirik masyarakat dunia. Hal itu lantaran Twitter kini mulai diberlakukan pembatasan bagi penggunanya.

Sejak Minggu, 2 Juli 2023 CEO Twitter, Elon Musk menyebut jika pihaknya akan membatasi pengguna dalam melihat cuitan di beranda per harinya. Pengguna Twitter yang sudah terverifikasi masih bisa merasa lega karena memiliki kesempatan yang lebih banyak.

Pasalnya, pengguna Twitter yang sudah terverifikasi bisa melihat cuitan hingga 10.000 per harinya. Sedangkan pengguna yang belum terverifikasi hanya bisa melihat 1.000 cuitan, dan pengguna baru hanya bisa melihat 500 cuitan per harinya.

Hingga Senin, 3 Juli 2023 sore, aplikasi Truth Social telah diunduh oleh lebih dari 1 juta pengguna di Google Play Store. Banyak orang yang penasaran dengan aplikasi mirip Twitter milik Donald Trump ini.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Kabupaten Bandung, Senin 3 Juli 2023

Namun, di tengah banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong pindah ke Truth, aplikasi ini sudah mendapat banyak kontroversi sejak awal diluncurkan. Bahkan hingga kini perusahaan yang menaungi Truth Social masih menjumpai banyak masalah.

Sempat tak tersedia di Google Play Store

Aplikasi ini diluncurkan pada 21 Februari 2023 oleh perusahaan Trump Media & Technology Group (TMTG). Awalnya platform media sosial ini hanya bisa diakses di tiga negara saja yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Brasil.

Kini platform media sosial ini sudah bisa diunduh oleh masyarakat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Aplikasi ini juga sempat tak tersedia di Google Play Store karena melanggar kebijakan Google, yang melarang konten dengan ancaman fisik dan hasutan untuk melakukan kekerasan.

Baca Juga: Pria Perkosa Anak Tiri dan Anak Kandung di Cianjur, Terungkap Gegara Korban 'Betah' di Luar Negeri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat