/photo/2023/07/29/4026224608.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Trending topic di media sosial, terutama Twitter, kini tidak hanya diisi oleh konten-konten yang berkaitan dengan isu yang sedang viral. Tidak sedikit dari pengguna memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan promosi.
Affiliator, begitu mereka menyebut pengguna yang kerap mempromosikan produk sambil menyertakan link pembelian di media sosial. Orang-orang yang tergabung sebagai affiliate itu tanpa menunggu lama, langsung menyerbu topik yang sedang trending atau viral dan mempromosikan produk.
Affiliate adalah sebuah metode pemasaran digital yang belakangan populer diterapkan pedagang online di Indonesia. Seseorang akan menerima komisi atau penghasilan jika terjadi transaksi penjualan terhadap suatu produk yang dia promosikan melalui link atau tautan afiliasi dan dibagikan ke berbagai platform.
Baca Juga: Affiliate Seller yang Dagang di Media Sosial Ternyata Bisa Dapat Puluhan Juta Rupiah
Sayangnya, kehadiran para affiliator itu kerap dinilai mengganggu oleh pengguna media sosial lain. Apalagi, bagi mereka yang berniat mencari tahu mengapa sebuah topik bisa menjadi trending.
Bagaimana tidak? begitu sebuah kata kunci diklik, bukan pembicaraan mengenai hal viral yang mereka dapatkan. Melainkan, timeline atau linimasa dibanjiri oleh akun-akun yang memperomosikan produk.
Buka Trending Topic Serasa di 'Pasar'
Tidak sedikit netizen yang mengungkapkan kekesalan mereka terhadap kehadiran para affiliator di media sosial. Pasalnya, tidak hanya membanjiri linimasa, mereka juga kerap memenuhi kolom komentar konten yang tengah viral.
Begitu membuka sebuah unggahan yang tengah ramai diperbincangkan, tidak sedikit akun yang justru menyelipkan barang yang dipromosikan. Bahkan, akun base kecantikan kini ramai diisi oleh menfess dari affiliator yang bersikap seolah benar-benar sudah mencoba produk yang mereka promosikan.
Baca Juga: Elon Musk 'Rampas' Akun @X, Pemilik Hanya Ditawari Merchandise Perusahaan