kievskiy.org

Elon Musk Konfirmasi Pabrik Tesla Jadi Sasaran Peretasan Rusia

Pemimpin perusahaan Tesla dan SpaceX, Elon Musk.*
Pemimpin perusahaan Tesla dan SpaceX, Elon Musk.* /AFP/Brendan Smialowski AFP/Brendan Smialowski

PIKIRAN RAKYAT - Awal pekan ini, otoritas Amerika Serikat menangkap dan menuntut seorang warga negara Rusia karena melakukan perjalanan ke AS untuk merekrut dan meyakinkan seorang karyawan di perusahaan Nevada untuk memasang malware di jaringan majikan mereka dengan imbalan 1 juta dolar AS atau sekitar Rp14,6 miliar.

Tidak ada dakwaan pengadilan yang menyebutkan perusahaan yang ditargetkan, tapi beberapa outlet berita yang mengkhususkan diri dalam meliput berspekulasi bahwa serangan itu kemungkinan besar menargetkan produsen mobil listrik Tesla, yang mengoperasikan pabrik besar di Sparks, sebuah kota dekat Reno, Nevada, AS.

CEO Tesla Elon Musk secara resmi menginformasi bahwa sasaran peretasan memang menargetkan perusahaannya.

Baca Juga: Pikobar Masuk Top Inovasi Pelayanan Publik Penanganan Covid-19, Ridwan Kamil: Selalu Transparan

"Sangat dihargai. Ini adalah serangan yang serius," tulis Musk menanggapi berita dari media di Twitter.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Departemen Kehakiman AS mengatakan Egor Igorevich Kriuchkov, (27), seorang warga negara Rusia, ditangkap dan didakwa dengan konspirasi yang sengaja menyebabkan kerusakan pada komputer yang dilindungi dengan mencoba merekrut seorang karyawan untuk memasukkan malware ke dalam sistem.

Malware itu ditujukan untuk mengekstraksi data dari jaringan dan kemudian mengancam perusahaan untuk mendapatkan uang tebusan.

Baca Juga: #MusikaldiRumahAja Ditutup dengan Kisah Legenda dari Jawa Barat 'Lutung Kasarung'

Kriuchkov kemudian menjanjikan karyawan tersebut insentif sebesar 1 juta dolar setelah memasukkan malware ke dalam sistem.

Tapi karyawan itu memberi tahu Biro Investigasi Federal (FBI) dan berhasil menggagalkan serangan itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat