kievskiy.org

Waspada Modus Penipuan AI, Akun Medsos Anak-Anak Jadi Target

Ilustrasi peretas.
Ilustrasi peretas. /Pixabay/B_A

PIKIRAN RAKYAT - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah memberikan manfaat bagi sektor kehidupan masyarakat seluruh dunia. Namun, hal ini juga diikuti dengan maraknya kasus peretasan pada akun media sosial.

Bukan sekadar peretasan media sosial, para penjahat dunia maya mencoba mengambil informasi pribadi untuk menjadi alat penipuan AI yang mengerikan.

Dalam hal ini, para penjahat meretas akun media sosial anak-anak dan mengkloning suara mereka menggunakan AI untuk mengelabui orangtua agar mengirimi uang dalam waktu cepat.

Tercatat, teknologi AI sederhana secara online dapat dipakai para penjahat untuk mengubah suara anak-anak yang hanya berdurasi tiga detik menjadi audio deepfake file dengan kecocokan 85 hingga 90 persen.

Penjahat yang lebih ahli, menurut laporan McAfee, bahkan dapat membuat kloning dengan 95 persen kecocokan suara hingga kalangan orang tua makin berisiko dieksploitasi secara kejiwaan agar mengeluarkan uang besar dalam waktu cepat.

Semakin akurat kloningnya, semakin besar peluang penjahat untuk mengeruk uang berjumlah besar lewat kerentanan teman atau anggota keluarga.

Untuk contohnya, seorang ibu sedang terbangun di tengah malam karena panggilan dari nomor tak dikenal. Ketika dia menjawab, itu adalah suara anaknya yang telah dikloning berteriak minta tolong. Alhasil, mereka kemungkinan besar akan panik, kehilangan kewaspadaan dan tidak menggunakan akal sehat.

Sedangkan contoh lainnya, pesan 'hai ibu' yang dibuat lewat susunan kata sedramatis mungkin dapat memainkan emosi penerima, lalu akhirnya orang tua akan mengira anaknya sedang dalam masalah.

Kepala McAfee Eropa, Timur Tengah dan Afrika bernama Vonny Gamot mengatakan teknologi AI menjadi ruangan nyaman untuk penjahat melakukan skema penipuan yang berpura-pura sebagai anggota keluarga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat