kievskiy.org

Parade Gethek Emas dan Grebeg Clorot Hebohkan Festival Bogowonto 2017

UMAT Budha Sangha Theravada Indonesia (TVI) meditasi pada puncak perayaan Pujabakti Agung Asadha 2561/2017 di halaman Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Sabtu 8 Juli 2017.
UMAT Budha Sangha Theravada Indonesia (TVI) meditasi pada puncak perayaan Pujabakti Agung Asadha 2561/2017 di halaman Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Sabtu 8 Juli 2017.

PURWOREJO, (PR).- Parade Gethek Emas dan Gunungan Clorot atau Grebeg Clorot yang menjadi puncak acara Festival Bogowonto 2017 sukses menyita perhatian wisatawan yang berada di Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Minggu, 1 Oktober 2017. Begitu juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir di acara tersebut.

“Sungai Bogowonto harus dilestarikan dan dimanfaatkan potensi pariwisatanya. Saat ini Indonesia mau berharap apalagi selain dari pariwisata. Berharap dari minyak sudah pasti akan habis, dari industri kita kalah, berharap dari gas? Habis. Dari hutan? Hutan kita gundul. Cuma dari pariwisata yang bisa kita harapkan. Saya sangat senang geliat pariwisata di setiap kabupaten di Jawa Tengah saat ini bisa jadi leading sektor,” ujar Gubernur Ganjar Pranowo. 

Ganjar yang hadir menggunakan basecap warna ungu dan ikat di kepala warna hitam juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata atau Kemenpar yang selalu hadir mendukung setiap kegiatan pariwisata di Indonesia. Diakuinya, Menpar Arief Yahya sangat serius mengembangkan Joglosemar sebagai destinasi prioritas.

Ikonnya, Borobudur! Candi yang sudah dipromosikan ke seluruh menjuru dunia sebagai heritage peninggalan karya budaya. Ganjar yang hobi bersepeda itu juga menyebut jika di desa-desa sedang marak Badan Usaha Milik Desa BUMDes.

“Beberapa hari ini saya mengunjungi daerah-daerah di Jawa Tengah yang lagi gila BUMDes. Dan BUMDes yang paling menarik adalah pariwisata. Pariwisata itu juga punya “anak” yaitu ekonomi kreatif, dan inilah yang akan terus meramaikan desa-desa yang lain,” ucapnya.

Saat menyusuri Sungai Bogowonto dengan perahu, Ganjar berpesan, Festival Bogowonto ke depannya harus ditingkatkan lagi promosinya. Sehingga bisa menjadi atraksi untuk wisatawan yang datang ke Purworejo. 

“Selain itu juga harus dijaga kebersihanya dan dijaga kelestariannya. Kualitas kulinernya dijaga agar tetap enak serta lanskap dan penataan alurnya dibuat yang bagus, saya yakin tahun depan bisa,” ucap Ganjar.

Sementara itu, Festival Bogowonto 2017 yang diinisiasi Asosiasi Komunitas Penjaga Bogowonto (Atas Jago) dan didukung Kementerian Pariwisata itu, wisatawan tidak datang hanya untuk melihat atraksi Gethek Emas. Wisatawan juga memenuhi stand-stand kuliner yang tampilkan oleh 12 desa wisata yang ada di Purworejo. Sebanyak 12 stand kuliner itu laris manis, makanan dan minuman yang mereka jajakan laku terjual.

“Mereka menjajakan kuliner khas Purworejo. Ada sate kroco, geblek, yode, tempe benguk, semua khas Purworejo. Minumannya sendiri ada legen yang merupakan, minuman yang diambil dari bagian pohon siawalan," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didampingi Kasubid Promosi Wisata Kuliner dan Spa Kemenpar Suheriyah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat