kievskiy.org

Kawasan Rajamandala, Tujuan Wisata yang Nyaris Terlupakan Zaman

ORANG-orang Belanda yang berwisata ke kawasan Rajamandala, di dekat jembatan Rajamandala (jalur jalan yang lama) di atas Sungai Citarum tahun 1937-1942.*/KITLV UNIVERSITEIT LEIDEN
ORANG-orang Belanda yang berwisata ke kawasan Rajamandala, di dekat jembatan Rajamandala (jalur jalan yang lama) di atas Sungai Citarum tahun 1937-1942.*/KITLV UNIVERSITEIT LEIDEN

SUATU kawasan yang masih hijau lestari yang berujung ke Waduk ­Saguling berada ke arah selatan dari pertigaan Pasar ­Rajamandala, Jalan Raya Bandung-Cianjur. ­Itulah kawasan Rajamandala, jalur Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, yang masih ­menyimpan suasana sejuk, nyaman, dan ­pemandangan indah, walau kadang-kadang terasa gerah, di bagian barat perbatasan ­Bandung-Cianjur.

Di kawasan Rajamandala, diketahui masih ada objek-objek alam yang asri seperti kawasan kehutanan, perkebunan besar, sungai kombinasi gua, sejumlah curug alias air terjun, pemandian air panas, dsb.

Karena suasananya, berjalan-jalan di kawasan Rajamandala membuat sejumlah orang tampak asyik menggunakan sepeda motor melintasi kawasan sejuk tersebut, dengan berujung ke Waduk Saguling, termasuk pada musim liburan akhir tahun 2018 ­hingga awal 2019 ini.  

Zaman sekarang, perjalanan menuju kawasan Rajamandala baik dari arah Bandung maupun arah Cianjur, dikenal sering macet pada kawasan perdagangan di Padalarang, Rajamandala, dan di Ciranjang.

Rute dulu dan kini

Perjalanan menuju ke kawasan Rajamandala menjadi seakan harus ”berjuang” melintasi suhu panas, melintasi kawasan pabrik kapur dan pabrik lainnya, bahkan menjadi ”bete” mengekor truk yang berjalan merayap dengan angkutan padat.

Jalur tempuh ke kawasan Rajamandala, sejak zaman kolonial dan hingga kini sebenarnya dapat diakses langsung karena masih adanya jalur rel kereta api Bandung-Cianjur-Sukabumi, dengan berhenti di halte Rajamandala.

Akan tetapi, semenjak operasionalnya dihentikan beberapa tahun lalu, praktis perjalanan menuju ke kawasan Rajamandala harus melintasi Padalarang atau dari arah barat melalui Ciranjang.

Lokasi halte Rajamandala dengan kawasan perkebunan dan kehutanan di kawasan Rajamandala bagi orang Sunda menyebutnya ”duduluran” dalam suasana indah yang nyaris terlupakan zaman. Sebab, berdasarkan sejumlah catatan arsip dari Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda, pada masa kejayaannya dahulu, orang-orang yang menuju atau berwisata ke kawasan perkebunan dan kehutanan di Rajamandala umumnya lebih suka menggunakan kereta api dengan turun atau pulang di halte Rajamandala, kemudian menggunakan sado melintasi Jalan Raya Bandung-Cianjur ke selatan tempat kawasan Rajamandala berada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat