kievskiy.org

Gafatar Sempat Beroperasi di Cimahi Selama Dua Tahun

SEJUMLAH warga terlihat berkerumun di depan rumah kontrakan yang sempat dijadikan sekretariat Gafatar Cimahi.*
SEJUMLAH warga terlihat berkerumun di depan rumah kontrakan yang sempat dijadikan sekretariat Gafatar Cimahi.*

CIMAHI, (PRLM).- Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sempat muncul dan membentuk sekretariat di rumah kontrakan di Jln. Permai 1 RT 3 RW 14 Cibogo Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi. Kegiatan organisasi tersebut berlangsung selama 2 tahun sebelum pimpinan sekretariat pindah ke Kalimantan. Pantauan "PR" Online di lapangan, Kamis (14/1/2016), rumah kontrakan tersebut berukuran sedang. Sejumlah warga terlihat berkerumun di depan rumah tersebut, mereka tak menyangka simbol-simbol yang dulu dipakai penghuni kontrakan berkaitan dengan organisasi Gafatar. Seperti diungkapkan pemilik kontrakan, Asep Mulyana (45). Penghuni kontrakan disebutkan bernama Toni Sutanto dan istrinya Tanti yang keduanya diperkirakan berusia 60 tahun. Mereka bersama anaknya bernama Wahyu (10). "Mereka sudah pindah beberapa waktu lalu. Pas lihat ada tayangan di media soal Gafatar dan lihat lambangnya, baru teringat sama penghuni kontrakan yang dulu, sekarang pindah," ujarnya. Menurut dia, selama berada di kawasan tersebut mereka kerap melakukan pertemuan dengan para anggotanya. Toni dan istrinya tidak bekerja, sehari-hari mereka banyak terlibat dalam kegiatan sosial. "Kalau kumpul-kumpul mereka suka malam, saya enggak ikutin. Cuman, kadang pakai seragamnya yang warna oranye dengan lambang seperti matahari itu. Warga sekitar sini sih enggak ada, kebanyakan orang luar," tuturnya. Di mata masyarakat, aktivitas Toni dan organisasinya terbilang memiliki nilai sosialisasi tinggi. "Sosialisasi ke masyarakat bagus, berbaur. Enggak pernah bahas agama. Ada bakti sosial, banjir, longsor, suka turun ke lapangan. Bahkan waktu pembangunan mesjid ada anggotanya dari Bekasi ikut bantu sampe beres," ungkapnya. Hal serupa diungkapkan istri Ketua RT 3, Siti Qibtiyah. "Sebetulnya enggak tahu Gafatar itu organisasi terlarang. Kesehariannya biasa aja dia baik ke tetangga, suka menawarkan pertolongan misalnya kerja bakti siap membantu, misalnya penyuluhan pola asuh pada anak-anak supaya menjadi pintar. Selama ini saya tolak karena tidak mengenal karena dia," ungkapnya. (Ririn N.F./A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat