kievskiy.org

Masih Ada Masyarakat yang Belum Tahu tentang DBD

BANDUNG, (PR).- Sosialisasi seputar penyakit demam berdarah dengue perlu terus dilakukan. Dengan cara seperti itu diharapkan masyarakat mampu mencegah dan menangani pada tahap awal ketika diduga terkena penyakit DBD. "Saya sering mendengar tentang penyakit demam berdarah dengue. Namun saya tidak mengetahui secara pasti gejala dan tanda-tandanya," ungkap Rini, orangtua pasien pada satu rumah sakit di Bandung, Selasa, 17 mei 2016. Untuk itu kata Rini sosialisasi gejala dan tanda-tanda terkena penyakit DBD sangat diperlukan masyarakat, seperti dirinya. Dengan harapan masyarakat mengetahui bagaimana penanganan pertama dan kapan harus dibawa ke sarana pelayanan kesehatan. "Saya mendengar kalau DBD itu salah satu gejalanya adalah panas. Untuk menurunkan panasnya anak diberi obat penurunan panas. Kalau panasnya tidak kunjung hilang, tanda-tanda apa yang perlu diketahui," katanya. Dikatakan Rini, anaknya sepulang sekolah tiba-tiba mendadak panas, pusing dan tidak enak perut. Kedua tangan dan kakinya juga terasa lemas. "Saya tidak tahu anak terkena DBD karena pada awalnya trombositnya normal," ucapnya. Ia baru tahu anaknya terkena penyakit tersebut saat dibawa ke rumah sakit karena trombositnya terus menurun. "Sebelumnya, sempat dibawa ke dokter, katanya anak kecapaian, mungkin stress karena baru ujian," tuturnya. Staf Medik Fungsional Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin, Primal Sudjana menuturkan gejala utama DBD adalah demam tinggi secara mendadak. Gejalanya banyak disertai keluhan tambahan. "Seperti sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot, mata terasa tidak enak, mual dan muntah. Kadang disertai mencret, nyeri ulu hati dan tanda-tanda perdarahan," paparnya. Penanganan pertama yang dapat dilakukan orangtua ketika anak diduga terkena DBD memberikan obat penurun panas atau dikompres dengan air, namun jangan menggunakan air es. "Orang yang demam itu biasanya berkeringat. Untuk menjaga agar tidak kekurangan cairan bisa diberi cairan berupa air putih, susu, jus buah-buahan atau cairan elektrolit. Bila tidak ada perbaikan segera dibawa ke sarana pelayanan kesehatan," ungkapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat