kievskiy.org

Penderita Kanker di Jabar Meningkat Dua Kali Lipat

PEMBINA Priangan Cancer Care (PrCC) Monty P Soemitro (pake topi) berfoto bersama survivor kanker PrCC di sela acara
PEMBINA Priangan Cancer Care (PrCC) Monty P Soemitro (pake topi) berfoto bersama survivor kanker PrCC di sela acara

NGAMPRAH, (PR).- Dalam 10 tahun terakhir, masyarakat yang menderita penyakit kanker di Jawa Barat bertambah banyak dua kali lipat. Saat ini, 21 dari 100.000 orang di Jabar diprediksi menderita penyakit kanker. Oleh karena itu, masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan deteksi dini untuk mencegah perkembangan kanker.

Demikian disampaikan Pembina Priangan Cancer Care (PrCC) Monty P Soemitro, di sela kegiatan "Fun Run 5K, Fun Walk, and Aerobic" yang diselenggarakan PrCC dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, di area town center Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu 4 Februari 2017.

"Kanker di Priangan, di wilayah Jabar, saat ini semakin meningkat. Kami dari tenaga medis juga bingung, kenapa kanker ini terus meningkat. Soalnya, 10 tahun lalu itu angka penderita kanker belum tinggi. Namun, semakin ke sini angkanya jadi semakin tinggi," kata Monty, yang juga dokter bedah onkologi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Dia menduga, peningkatan kasus kanker di Jabar dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya ialah penyebarluasan informasi akan bahaya kanker yang kian masif pada masyarakat, penyuluhan tenaga kesehatan di daerah-daerah yang semakin baik, maupun penanggungan dari BPJS Kesehatan yang membuat penderita kanker tak ragu menjalani pengobatan.

"Saya enggak tahu apa penyebab pastinya, tapi trennya terus meningkat. Pada 10 tahun lalu, persentase penderita kanker itu ialah sekitar 10 per 100.000 orang. Sekarang sudah menjadi 21 per 100.000 orang, jadi sudah dua kali lipat," katanya.

Monty menjelaskan, pada prinsipnya penyakit kanker tidak bisa disembukan, karena sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Akan tetapi, perkembangan kanker dapat dicegah, sehingga angka harapan hidup penderitanya bisa lebih lama. Pencegahan terhadap perkembangan kanker itu bisa dilakukan jika penderitanya segera melakukan pengobatan ketika kanker masih pada stadium awal.

"Nomer satu, yang perlu disadari oleh masyarakat, kalau kanker atau katakanlah ada keluhan berupa benjolan pada payudara, seawal mungkin segera periksakan ke dokter. Soalnya, belum tentu benjolan itu adalah kanker. Hanya 30% dari benjolan di payudara yang merupakan kanker. Sekitar 70% adalah jinak, tapi kalau dia masuk ke yang 30% itu, jangan ditunda-tunda lagi pengobatannya. Soalnya, kalau sudah terlanjur masuk ke stadium lanjut, itu sudah susah diobati," katanya.

Menurut Monty, penderita payudara pada perempuan didominasi oleh kanker payudara, kemudian kanker serviks. "Sampai hari ini, bisa dibilang di RSHS itu ada tiga pasien baru kanker payudara dalam sehari. Memang bervariasi, tapi pada umumnya mereka yang datang sudah stadium lanjut atau stadium 3 dan 4, jadi bukan stadium awal. Jadi, harapan prospeknya juga kurang baik. Biasanya harapan hidup untuk lima tahun ke depan kurang dari 30%," tuturnya.

Dia berpesan, masyarakat harus kian menyadari pentingnya menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit kanker. Pasalnya, penyakit kanker bisa menjangkau siapapun, baik anak-anak atau dewasa, maupun laki-laki atau perempuan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat