kievskiy.org

Peran Masyarakat Minim, Banjir Panyileukan Akan Terus Jadi Ancaman

Warga membuka pintu air yang ada di Perumahan Bumi Panyileukan, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, Jumat, 31 Maret 2017.*
Warga membuka pintu air yang ada di Perumahan Bumi Panyileukan, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, Jumat, 31 Maret 2017.*

BANDUNG,(PR)- Banjir masih akan tetap mengancam Perumahan Bumi Panyileukan di Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan Kota Bandung. Ini karena peran masyarakat dalam mengatasi banjir masih sebatas menyelamatkan rumah masing-masing. Demikian diungkapkan Lurah Cipadung Kidul, Bachrudim, Jumat, 31 Maret 2017, saat bertemu dengan sejumlah masyarakat di Rumah Pompa Bumi Panyileukan. “Sejak saya menjabat sebagai lurah (Cipadung Kidul) prioritas saya mengatasi banjir yang sering dikeluhkan masyarakat, tapi teryata dalam melakukan upaya-upaya pencegahan banjir hanya dilakukan oleh warga itu itu juga, belum semuanya,” ujar Bachrudim. Saat ia melakukan pengecekan, hampir semua pintu air di setiap RW dalam kondisi tidak ada yang mengoperasikan. Akhirnya, dirinya terpaksa yang membuka sendiri pintu air. Melihat kondisi tersebut, menurut Bachrudim, sampai kapanpun banjir yang melanda Bumi Panyileukan masih akan terjadi. Banjir meliputi RW 02, 03, 04, 05, 06, 07, dan paling parah di RW 08, 09, 10 dan 11. “Kalau hanya mengandalkan pertugas (Gober) kami untuk menanggulangi kebersihan dan banjir tidak akan bisa tertangani, karenanya mari kita bersama-sama menangani masalah banjir di Bumi Panyileukan,” ujar Bachrudim. Hal senada juga diungkapkan Ketua RW 08 Bumi Panyileukan Deden Heri. Dia mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Bumi Panyileukan belum berperan aktif dalam mengatasi banjir. “Dari 11 RW (Rukun Warga Bumi Panyileukan) hanya empat RW yang selama ini aktif turut membersihkan sungai Cisalatri, Cipariuk dan Cilameta (Cimencrang) hanya warga dari RW terdekat lokasi pertemuan tiga sungai tersebut di RW 08,” ujar Deden yang juga Ketua Donasapitri (Donasi Sarebu Pikeun Cisalatri). Bahkan saat terjadi banjir Kamis, 30 Maret 2017, menurut Deden, banyak warga yang berkeluh kesah tentang banjir masih melanda Perum Bumi Harapan meski sudah ada fasilitas rumah pompa. “Tapi mereka tidak tahu kalau untuk menghidupkan 4 pompa dibutuhkan bahan bakar yang dibeli dari uang iuran warga (Donasapitri), menyumbang tidak, banjir pun tidak mau,” ujar Deden yang berharap peran aktif masyarakat lebih ditingkatkan bila tidak ingin banjir melanda Perum Bumi Panyileukan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat