kievskiy.org

Pasien Kritis Diduga COVID-19 Ditolak 23 RS Rujukan, Ini Kata IDI

ILUSTRASI suasana tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19.*
ILUSTRASI suasana tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19.* //PIXABAY

 

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bantul, Sagiran mengeluhkan layanan rujukan pasien terkait Coronavirus Disease atau COVID-19 di Bantul yang lambat dan kurang terkoordinir antarrumah sakit rujukan. Akibatnya pasien terbengkalai.

Kondisi itu dialami sendiri oleh dirinya selaku pemilik Klinik Nur Hidayah. Sagiran mengatakan ada tiga pasien di kliniknya yang menunjukkan tanda-tanda ke arah COVID-19, mulai dari demam, batuk, hingga sesak napas. Bahkan salah satu pasien di antaranya kritis.

Baca Juga: Yogi Suprayogi : Kebijakan Darurat Sipil Sudah Tepat

Pihaknya memperlakukan pasien tersebut sebagai pasien yang mengarah ke COVID-19, salah satunya petugas medis harus mengenakan alat pelindung diri meski seadanya.

Namun sayangnya saat akan merujuk ketiga pasien itu, semua rumah sakit menolaknya, baik rumah sakit rujukan di Bantul, Yogyakarta, maupun Sleman.

“Sudah telepon 23 rumah sakit enggak mau terima. Kami tak ada bantuan. Tolong pasien sedang kritis,” tegas Sagiran, saat dihubungi Senin 30 Maret 2020.

Baca Juga: Selain Bermanfaat untuk Kesehatan, Konsumsi Jus Tomat Juga Miliki Kelemahan yang Harus Diketahui

Menurut dia, seharusnya semua rumah sakit rujukan yang sudah ditentukan oleh pemerintah tidak bisa menolak pasien dengan berbagai alasan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat