kievskiy.org

Islamofobia Jelang Ramadan, Muslim Inggris Dituduh Bisa Sebarkan Virus Corona

UMAT Islam di Inggris berdemonstrasi menunjukkan solidaritas pascaserangan London Bridge tahun 2017.*
UMAT Islam di Inggris berdemonstrasi menunjukkan solidaritas pascaserangan London Bridge tahun 2017.* /AFP AFP

PIKIRAN RAKYAT - Negara-negara Eropa saat ini memang menjadi episenter atau pusat wabah kedua setelah pandemi virus corona di Tiongkok mereda.

Namun, wabah ini pun seiring dengan peningkatan tindakan rasisme yang menyinggung SARA (suku, ras, dan agama), termasuk Islamofobia.

Bahkan, ada yang menuduh bulan Ramadan akan memperparah virus corona di Inggris karena umat Islam setempat banyak mengadakan kerumunan.

Baca Juga: Sembuh dari COVID-19, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Kini Bantu Tim Garda Terdepan

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, suara ekstremis sayap kanan seperti ini mulai menguat di tanah Britania.

Sebabnya ialah sebuah komentar yang mengklaim jumlah pasien COVID-19 akan meningkat tajam selama bulan suci umat Islam itu.

"Jika keluarga berkumpul di bulan suci Ramadan akan ada pembeludakan jumlah kasus COVID-19. Para dokter sangat khawatir," tulis seorang jurnalis media Inggris di Twitter.

Baca Juga: Mulai Hari Ini Facebook akan Peringatkan Pengguna yang Membuat Konten Hoaks COVID-19

Cuitannya itu dengan segera mendapat respon kemarahan dari akademisi, aktivis, ataupun sesama rekan wartawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat