kievskiy.org

Mesin PCR Jawa Barat dengan Kemampuan Tes 1.000 Sampel Covid-19 per Hari Belum Optimal

Seorang dokter menunjukkan alat tes swab virus corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) .*
Seorang dokter menunjukkan alat tes swab virus corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) .* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Meski Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah memiliki mesin ekstraksi baru yang mampu memeriksa di atas 1.000 sampel Covid-19 per hari.

Namun sampai saat ini pemeriksaan sampel belum maksimal karena reagen yang dibutuhkan tidak sesuai dengan mesin ekstraksi yang baru yang saat ini dipergunakan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, hingga saat ini pemerintah provinsi telah mendistribusikan hampir 100.000 alat Rapid Diagnostic Test (RDT) atau rapid test kit ke daerah.

Baca Juga: Peduli Tenaga Medis, BPJAMSOSTEK Salurkan Bantuan APD ke Pemkot Bandung

Dari jumlah tersebut yang sudah masuk hasilnya atau sudah dilaksanakan di kabupaten kota yaitu sekitar 96% atau hampir 96.000 dengan reaktif sebanyak 2.000 orang yang sudah mulai dilakukan pemeriksaan dengan PCR (polyremase chain reaction). 

"Permasahannya, untuk PCR ini kita masih menunggu regensia untuk tiga hari ini. Kita masih menunggu untuk bisa dilakukan pemeriksaan PCR secara otomatis, secara mekanik yang tentunya bisa meningkatkan kapasitas pemeriksaan itu bisa sampai di angka 1.400 seperti yang sudah pernah disampaikan di waktu sebelumnya," ujar dia dalam keterangan melalui siaran langsung YouTube Humas Jabar dari Gedung Sate, Selasa 28 April 2020.

 Baca Juga: Corona, Puasa, dan Gelombang Tinggi Tak Buat Nelayan Palabuhanratu Setop Cari Nafkah

"Tetapi sekali lagi ini masih menunggu, mudah-mudahan besok itu semua peralatannya sudah datang dan kita bisa melakukan pemeriksaan ini sehingga daftar tunggu dari pemeriksaan PCR ini bisa kita selesaikan di minggu ini, mudah-mudahan," ujar dia melanjutkan. 

Dengan kondisi tersebut, kata dia, hal itu menyebabkan kasus kematian PDP di beberapa daerah di Jabar masih mengambang. Hasil pemeriksaan belum keluar namun pasien telah meninggal dunia. 

"Sebagian besar itu karena belum sempat dilakukan pemeriksaannya atau pemeriksaan belum dilakukan. Saya sampaikan masih terjadi bottle neck di laboratorium dikarenakan bahwa regencia yang kita terima termasuk kemarin terakhir pada hari Sabtu kita menerima hampir 21.000 reagen  kit tapi itu untuk pemeriksaannya harus melakukan ekstraksi secara manual," ujar dia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat