kievskiy.org

Penggunaan Air Meningkat Selama Pandemi Covid-19, PDAM Tirtaraharja Imbau Pelanggan Bijak

ILUSTRASI penggunaan air bersih.*
ILUSTRASI penggunaan air bersih.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT – Perumda Air Minum Tirtaraharja mempersilahkan konsumen untuk mengajukan keberatan jika mendapat tagihan yang dinilai tidak wajar.

Namun di sisi lain, konsumen juga diimbau untuk menggunakan air dengan bijak seiring kenaikan konsumsi yang sering tak disadari selama pandemi Covid-19.

Sekretaris PDAM Tirtaraharja Teddy Setiabudi mengatakan, pandemi Covid-19 membuat masyarakat termasuk konsumennya saat ini lebih sering berada di rumah.

Baca Juga: Pernyataan Uu Soal PSBB Jawa Barat Tidak Diperpanjang Bukan Keputusan Mutlak

"Gunakanlah air bersih sesuai kebutuhan, sehingga tagihan bulanan akan wajar," ujarnya saat dihubungi Jumat, 15 Mei 2020.

Seperti diketahui selain tetap di rumah, pemerintah selama pandemi Covid-19 juga memang mengimbau masyarakat untuk lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Tidak heran jika tanpa disadari penggunaan air bersih memang meningkat di tingkat rumahan.

Baca Juga: Gara-gara Tak Ada Kejelasan Biaya, SK Rujukan Pemkot Cirebon Buat Bingung RS Swasta

Menurut Teddy, sejak pandemi Covid-19 pun memang terjadi perubahan perilaku konsumen Perumda Air Minum Tirtaraharja. Hal itu menyebabkan penggunaan air bersih mereka rata-rata mengalami peningkatan sehingga tagihan pun mengalami kenaikan.

Teddy menambahkan, hal itu seringkali baru disadari ketika konsumen melihat adanya kenaikan pada tagihan mereka. Bahkan tak sedikit yang berasumsi bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan tarif Perumda Air Minum Tirtaraharja.

Oleh karena itu Teddy menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif Perumda Tirtaraharja sejak awal 2020. Apalagi di masa pandemi Covid-19, tidak mungkin Perumda Air Minum Tirtaraharja membebani konsumen mereka dengan kenaikan tarif.

Baca Juga: Indonesia dan Negara ASEAN Lain Didesak Buka Batas Wilayah bagi Pengungsi Rohingya

Meskipun demikian, Teddy tidak menampik jika kenaikan tagihan yang tidak wajar memang bisa memicu keluhan konsumen. Oleh karena itu konsumen dipersilahkan mengajukan keberatan jika mengalami hal tersebut.

"Jika ada tagihan yang dinilai tidak wajar, maka perlu dilakukan pemeriksaan atas data teknis, angka pemakaian wajar sampai kondisi meter air pelanggan. Dengan begitu persoalan tagihan dan pemakaian air pelanggan tersebut bisa dibuktikan kebenarannya sehingga tidak ada pihak yang dirugikan," kata Teddy.

Setelah pemeriksaan, kata Teddy, Perumda Air Minum Tirtaraharja dan konsumen bisa sama-sama mengetahui apa yang terjadi. Jika ada kesalahan pencatatan, maka Perumda Air Minum Tirtaraharja bisa memperbaiki sesuai angka sebenarnya.

Baca Juga: Gebyar UMKM Ramadhan 2020: Penuhi Kebutuhan Daging 100 Persen Halal dari Dance With Meat

Sebaliknya jika ada persoalan teknis pada sambungan pelanggan yang menyebabkan angka pemakaian tinggi akibat air terbuang, maka Perumda Air Minum Tirtaraharja pun bisa segera melakukan perbaikan pada sambungan tersebut. "Intinya silahkan mengajukan keberatan atas tagihan yang tidak wajar dengan membawa foto terakhir angka meter di rumah, sehinga bisa dilakukan penyesuaian," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah konsumen Perumda Air Minum Tirtaraharja di wilayah Soreang dan Ciwidey, sempat mengeluhkan kenaikan tagihan air bersih mereka. Soalnya mereka kaget dengan tagihan yang bisa mencapai dua kali lipat dari biasanya.

Warga Soreang, Eko (37) mengaku tagihan air bersih Perumda Air Minum Tirtaraharja yang ia terima untuk Mei 2020 mencapai Rp 120.000. "Saya kaget sekali, karena sebelumnya hanya berkisar antara Rp 60.000 - 65.000,"  ujarnya.

Sementara itu warga Ciwidey, Hendra (40) tak habis pikir ketika menerima tagihan Perumda Air Minum Tirtaraharja sebesar Rp 1,7 juta bulan ini. Padahal setiap bulan ia biasanya hanya mendapat tagihan paling tinggi Rp 270.000.

"Saya sangat kaget, karena naiknya sangat jauh bisa sampai senilai tagihan 5-6 bulan dalam kondisi normal. Saya bingung kenapa ini bisa terjadi, kalau pemakaian memang naik pun rasanya tidak akan melebihi dua kali lipat. Sempat bertanya-tanya apakah ada kenaikan tarif? tapi masa iya juga kenaikannya sebesar itu," tutur Hendra.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat