kievskiy.org

Cuaca Gerah Beberapa Hari Ini, Sebagian Jawa Barat dan Jakarta Masuki Musim Kemarau

ILUSTRASI suhu panas, kemarau.*
ILUSTRASI suhu panas, kemarau.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT – Perkembangan musim kemarau hingga Pertengahan Mei 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 35 persen wilayah Zona Musim (ZOM) sudah memasuki musim kemarau.

Di antaranya sebagian besar wilayah di NTT dan NTB, sebagian Jawa Timur bagian selatan, sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara, Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.

Penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut disampaikan merespons banyaknya keluhan masyarakat terkait cuaca gerah yang melanda beberapa hari ini.

Baca Juga: Prof. Hariadi P. Soepangkat Tutup Usia, Rektor ITB 1980-1988

Per Selasa, 26 Mei 2020, suhu maksimum di wilayah-wilayah tersebut tercatat 34-36 derajat Celcius.

"Fenomena udara gerah sebenarnya fenomena biasa pada saat memasuki musim kemarau," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Selasa.

Laporan pencatatan meteorologis suhu maksimum udara (umumnya terjadi pada siang atau tengah hari) di Indonesia dalam lima hari terakhir ini berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius.

Baca Juga: Warga Jayapura Tewas saat Hindari Water Cannon Polisi, Meninggal akibat Terjatuh dalam Kondisi Mabuk

Beberapa kali suhu udara 36 derajat Celcius tercatat terjadi di Sentani, Papua. Di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dan Kemayoran yang mencapai 35 derajat Celcius, Tanjung Priok 34,8 derajat Celcius dan Ciputat 34,7 derajat Celcius.

Demikian juga wilayah lain di Jawa, siang hari di Tanjung Perak suhu udara terukur 35 derajat Celcius. Wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan.

Sementara itu catatan kelembaban udara menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kisaran 80-100 persen, yang termasuk berkelembapan tinggi.

Baca Juga: Kapolrestabes Bandung Buka Suara Terkait Anggotanya yang Mengamuk Saat Ditegur Soal Masker

Herizal menjelaskan kondisi gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembaban udara yang tinggi. Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara.

Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembab udara tersebut dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, kondisi akan lebih terasa gerah.

Wilayah Jabodetabek, periode April-Mei adalah bulan-bulan di mana suhu udara secara statistik berdasarkan data historis memang cukup tinggi, selain periode Oktober-November.

Baca Juga: Ingat, Polisi Bakal Tindak Tegas Pemudik yang Tak Kantongi Surat Izin Saat Balik ke Kota Asal

Pada musim kemarau suhu udara maksimum di Jakarta umumnya berada pada rentang 32-36 derajat Celcius. Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembab melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.

"Banyak minum dan makan buah segar sangat dianjurkan, termasuk memakai tabir surya sehingga tidak terpapar langsung sinar matahari yang berlebih dan lebih banyak berdiam di rumah pada saat pemberlakuan PSBB," kata Herizal.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat