/photo/2022/04/01/3975449510.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Permintaan cangkaleng atau kolang-kaling meningkat menjelang Ramadhan. Namun di tengah peningkatan tersebut, produksi bahan campuran minuman berbuka puasa tersebut justru tersendat.
Mak Mimi, perempuan 60 tahun asik mengupas buah-buah caruluk yang terhampar di depannya. Buah yang warnanya kehitaman setelah direbus tersebut satu persatu dikupasnya menggunakan pisau tajam. Isi buah pun dikumpulkan dalam sebuah wadah kecil.
"Paling 10 kilogram," ucapnya terkait produksi kolang-kaling hasil kupasannnya setiap hari.
Wartawan Pikiran-Rakyat.com menyambangi tempat produksi kolang kaling itu yang berada di Kampung Cibodor, Desa/Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 31 Maret 2022.
Baca Juga: Sempat Cemas Astronaut AS 'Dibuang' di Ruang Angkasa, NASA Hargai Keputusan Roscosmos
Mak Mimi mengatakan, menjelang bulan suci Ramadhan, permintaan kolang-kaling meningkat 100 persen.
"Pangaosna pami hari biasa Rp5.000 per kilogram, ayeuna dugi Rp10.000 (Harganya kalau hari biasa hanya Rp5.000 per kilogram, sekarang Rp10.000," kata Hendi Sapari Priyanto (43), pemilik tempat pembuatan kolang-kaling tersebut.
Harga tersebut, lanjutnya, bakal terus merangkak naik saat puasa dan Lebaran. Jika pada hari biasa Hendi menjual kolang-kaling per minggu atau per bulan, kini menjadi harian. Produksinya dalam satu hari bisa langsung tandas.
Pada Kamis pagi umpamanya, Hendi sudah kedatangan lima bandar yang mencari kolang-kaling. Apabila barangnya tersedia dan negosiasi harga cocok, kolang-kaling itu langsung dibeli dan diangkut bandar.