PIKIRAN RAKYAT - "Hallo! Bandoeng! Ja moeder her ben ik! Dag lieve jongen," zegt zij, meet een snik..."
Penggalan lagu dari berbahasa Belanda yang dinyanyikan Willy Derby dan dipopulerkan Wieteke van Dort itu menggambarkan hubungan telepon antara sang nenek di Negeri Kincir Angin dengan anak dan cucunya di Bandung.
Ada keharuan dan rasa rindu yang teramat sangat pada pembicaraan di zaman komunikasi yang tak secanggih saat ini. Hubungan komunikasi yang terentang jarak ribuan kilometer, antara Hindia Belanda dan Belanda kala itu bisa terjadi berkat keberadaan stasiun radio penyiaran.
Salah satu stasiun radio tersebut berada di Kampung Radio, Desa/Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Saat mendatangi lokasi pada Senin, 16 Mei 2022, Pikiran Rakyat mendapati gedung bekas stasiun itu masih berdiri. Gedung tersebut kini terkepung permukiman dan bangunan-bangunan warga. Sebuah plang tertancap di fasad depan gedung bertuliskan bangunan berstatus cagar budaya yang dilindungi undang-undang.
Baca Juga: AS dan Uni Eropa Akan Kerja Sama Atasi Kelangkaan Chip Semikonduktor Kendaraan
Baca Juga: Arsila Sakit, Zaskia Gotik Cemas dengan Posisi Tidur Buah Hatinya
Sarmanah, perempuan 84 tahun asal Kampung Radio menuturkan, bekas gedung penyiaran tersebut sempat digunakan sebagai gudang penyimpanan barang-barang militer. Suaminya, Tata yang merupakan tentara zeni bertugas menjaga gedung saat menjadi gudang militer sekaligus pindah mendekati lokasi bangunan.
"Ngalih kadieu 1951 (Pindah ke sini pada 1951)," ucap Sarmanah di kediamannya.
Namun terkait riwayat gedung saat masih dipakai sebagai stasiun radio, ia tak terlalu mengetahuinya.
Namun, Sarmanah menuturkan, terdapat tiga bangunan bekas stasiun tersebut. Satu bangunan masih tersisa dan berdiri di depan kediamannya. Dua bangunan lainnya, sudah hancur.