kievskiy.org

Warga Tangsijaya Bandung Barat Manfaatkan Sungai Jadi Sumber Listrik, Dongkrak Perekonomian

Rumah kecil yang menjadi area power house Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Rimba Lestari di Kampung Tangsijaya, Desa/Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (2/8/2022). Dengan pembangkit listrik itu, warga Tangsijaya memenuhi kebutuhan listriknya dengan mandiri.
Rumah kecil yang menjadi area power house Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Rimba Lestari di Kampung Tangsijaya, Desa/Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (2/8/2022). Dengan pembangkit listrik itu, warga Tangsijaya memenuhi kebutuhan listriknya dengan mandiri. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah warga memanfaatkan dan mengolah arus sungai menjadi energi listrik di Kampung Tangsijaya, Desa/Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat.

Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) tersebut, warga memasok sendiri kebutuhan listriknya tanpa bergantung kepada Perusahaan Listrik Negara.

Tak hanya mandiri, energi terbarukan yang mereka olah juga mendongkrak perekonomian warga. Cara memanen listrik tersebut juga jauh manusiawi, tanpa penggusuran yang makan lahan seperti proyek-proyek bendungan pemerintah saat ini.

Rumah kecil di tepi sungai yang agak jauh dari permukiman warga itu bising bukan main. Sumber kebisingan berasal dari putaran turbin yang berada di dalam rumah.

Baca Juga: Terungkap! Penyebab Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Pengacara: Si Cantik Mengadu ke Ferdy Sambo...

Ya, rumah kecil tersebut merupakan power house dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Rimba Lestari di Kampung/Dusun Tangsijaya, Desa/Kecamatan Gununghalu. Pasokan air pemutar turbin berasal dari pipa yang memanjang di sisi PLTMH itu.

Sebelum masuk pipa, air dari Sungai Ciputri tersebut ditampung dalam sebuah bak yang dilengkapi penyaring. Dari sana, air menggelontor dengan kecepatan tinggi masuk ke power house guna memutar turbin dan menghasilkan listrik yang dipakai warga Tangsijaya.

Toto Sutanto, 44 tahun, warga Tangsijaya mengungkapkan, penggunaan PLTMH bermula kala kampung tersebut tak memperoleh pasokan listrik dari pemerintah pada sekira 1980-an. Warga pun menerangi rumahnya saat malam hari dengan menggunakan cempor dan petromak.

Pada 1990-an, warga berinisiatif membuat kincir air guna memperoleh listrik. "Kadang sakincir aya ku dua bumi, kadang aya sabumi (Kadang satu kincir untuk memasok listrik dua rumah, kadang satu rumah)," kata Toto saat ditemui "PR" di Tangsijaya, Selasa 2 Agustus 2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat