PIKIRAN RAKYAT - Status janda bak kutukan bagi perempuan di negeri ini. Berbagai predikat negatif, seperti perempuan penggoda, lemah serta menjadi bahan olok-olokan melalui media sosial, hingga percakapan antarwarga dianggap lumrah disematkan pada mereka.
Di Kabupaten Bandung Barat, sejumlah janda melawan stigma tersebut. Pikiran-rakyat.com menelusuri kisah mereka dan menyajikannya bagi pembaca.
Fokus Saidah agak terbagi saat Pikiran-rakyat.com mewawancarainya di warung kecil, Kampung Awilarangan, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 16 Oktober 2022.
Di sela-sela wawancara, sejumlah bocah mendatangi warung kecil miliknya itu untuk jajan. Perempuan 51 tahun tersebut berhenti sejenak melayani para pembeli ciliknya tersebut.
Kedatangan seorang putrinya membuat Saidah kembali bisa meneruskan wawancara. Ya, warung kecil yang berada di dekat Madrasah Ibtidaiyah Muslimin Awilarangan itu menjadi sumber penghidupan Saidah setelah kembali ke kampung halamannya.
Baca Juga: Perubahan Sifat Kepribadian Manusia Selama Pandemi Covid, Menurut Penelitian
Ia sempat bekerja sebagai pekerja migran di Saudi Arabia bertahun-tahun. Saidah dua kali merantau dan bekerja di Saudi Arabia.
Ia pertama kali merantau bekerja ke luar negeri pada 2011. Dua tahun kemudian, ia sempat kembali pulang.
Sekira 2014, Saidah kembali merantau ke negeri yang sama hingga bekerja selama enam tahun di sana.