kievskiy.org

Dampak Pandemi Covid-19, Keberlangsungan UMKM dan Koperasi di Kota Cimahi Terancam Berhenti

ILUSTRASI UMKM produksi roti.*
ILUSTRASI UMKM produksi roti.* /ANTARA /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - DINAS Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi melansir pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) mempengaruhi kegiatan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta koperasi di Kota Cimahi. Para pelaku usaha didorong untuk melakukan penyesuaian usaha.

Hal itu muncul dari pendataan melalui kuesioner online menggunakan aplikasi Google Form. Terdapat 444 pelaku usaha dan 60 koperasi yang mengisi kuesioner hasil analisa terkait dampak Covid-19 terdapat keberlangsungan usaha.

"Dari hasil analisa sampel, semua lini usaha mikro, kecil hingga koperasi sangat terdampak dengan adanya wabah virus Corona. Penjualan menurun, permodalan, pesanan menurun, kesulitan bahan baku, dan kredit macet," ujar Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Disdagkoperind Kota Cimahi Rina Mulyani, Selasa 16 Juni 2020.

Baca Juga: Bantuan Covid-19 dari Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat Diserahkan ke BNPB

Hasil analisa dampak Covid-19 terhadap usaha di Kota Cimahi, yaitu penjualan menurun 90,9 persen, produksi terhambat 35,6 persen, permodalan 51,2 persen, dan distribusi terhambat 34 persen.

Data Disdagkoperind Kota Cimahi, jumlah usaha mikro di Kota Cimahi ada 1.901 pelaku, usaha kecil 1.872 pelaku, dan koperasi 259 unit koperasi. Melihat analisa sampel, semua usaha mengalami kendala serupa dalam kondisi sekarang ini.

"Yang dirasakan pelaku usaha itu kesulitan bahan baku dan distribusi hingga beban arus kas," jelasnya.

Baca Juga: Pertikaian 2 Desa Berujung Saling Serang dan Penjarahan, Brimob Bersenjata Lengkap Perketat Keamanan

Untuk saat ini, kata Rina, pihaknya belum bisa memulai melakukan pemulihan ekonomi, baik di sektor mikro, usaha kecil hingga koperasi. Sebab, anggaran saat ini difokuskan untuk penanganan Covid-19 di Kota Cimahi serta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional di Kota Cimahi. "Kondisi saat ini kita belum masuk ke mitigasi pemulihan ekonomi karena situasi ekonomi belum bisa berputar," ungkap Rina.

Pihaknya mendorong para pelaku usaha untuk melakukan penyesuaian usaha. Seperti dari usaha fashion dialihkan sementara waktu ke usaha makanan cepat saji.

"Bisa melakukan peralihan jenis usaha untuk memutar uang modal, misal dari fashion ke kuliner. Kita juga mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan penjualan online karena kan kegiatan usaha offline tidak memungkinkan," imbuhnya.

Baca Juga: Pembiayaan Korporasi Naik, Anggaran Penanganan Covid-19 Meningkat Jadi Rp 695,2 Triliun

Selain berdampak terhadap keberlangsungan para pelaku usaha, lanjut Rina, pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap program pembinaan yang dilakukan rutin setiap tahun.

Bila kondisi memungkinkan, pihaknya akan mengajukan anggaran pembinaan dan pemulihan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kota Cimahi. "Anggaran pembinaan saat ini dialihkan untuk penanganan covid, akan kita ajukan pada APBD Perubahan. Itupun kalau situasinya sudah memungkinkan," tuturnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat