kievskiy.org

Politisi Malaysia: Negara Islamofobia Jangan Protes Hagia Sophia

Azan pertama kali berkumandang di Hagia Sophia setelah dialihfungsi menjadi masjid.
Azan pertama kali berkumandang di Hagia Sophia setelah dialihfungsi menjadi masjid. /PIXABAY/Narya PIXABAY/Narya

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Turki belum lama ini secara resmi mengubah fungsi bangunan bersejarah Hagia Sophia menjadi masjid kembali.

Namun keputusan Turki yang merubah Hagia Sophia tersebut tidak sedikit negara yang melontarkan protes dan keberatan.

Pasalnya sebelum dirubah kembali fungsinya menjadi masjid, Hagia Sophia difungsikan sebagai museum yang bisa dikunjungi oleh siapapun.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Pameran Clothing Lokal Kickfest Digelar Daring Mulai Selasa 21 Juli 2020

Mengenai gelombang protes yang muncul dari sejumlah negara, salah seorang politisi Mlaysia terkemuka menilai negara-negara barat yang kental dengan Islamofobia tidak boleh protes terhadap Turki.

"Negara-negara ini masih bungkam ketika Israel berencana menghancurkan Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Kini mereka memprotes Hagia Sophia yang kembali berfungsi sebagai masjid," kata Abdul Hadi Awang, Utusan Khusus Malaysia untuk Timur Tengah sekaligus ketua Partai Islam Malaysia (PAS).

Sudah sejak lama Palestina mengungkapkan bahwa pekerjaan penggalian Israel di sekitar titik nyala menunjukkan rencana mereka untuk menghancurkan masjid tersebut dan membangun kembali Kuil Ketiga.

Baca Juga: Persib dalam Sejarah: Sponsor Apparel Maung Bandung Sejak Era Liga Super

Melalui pernyataan tertulis, Hadi menyebutkan setelah penaklukkan oleh Istanbul, Hagia Sophia dianggap sebagai masjid utama di kota tersebut selama hampir 500 tahun.

Abdul Hadi menuturkan masjid Istanbul ternama lainnya seperti Masjid Biru, Sehzade, Suleymaniye, dan Rustem Pasha juga terinspirasi dari Hagia Sophia.

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency via Antara, pada 10 Juli salah satu pengadilan tinggi Turki membatalkan dekret Kabinet 1943, yang mengubah Hagia Sophia menjadi sebuah museum, dengan mengembalikan statusnya sebagai masjid setelah hiatus 85 tahun.

Kedahsyatan arsitektur di jantung Kota Istanbul itu merupakan sebuah gereja di era Bizantium namun dialihfungsikan menjadi sebuah masjid pada 1453 setelah  penaklukan Ottoman.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat