PIKIRAN RAKYAT - Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia, mencatat kualitas udara Kota Cimahi masuk kategori buruk di Indonesia berdasarkan data secara real time saat Hari Raya Idul Adha 2023, pada Kamis, 29 Juni 2023 sekitar pukul 20.05 WIB. Merujuk aplikasi pemantau udara tersebut, kadar polusi udara Particulate Matter (PM) 2.5 di langit Cimahi melebihi ambang batas aman dari WHO yakni 25 mikrogram/m3 dalam durasi waktu 24 jam.
Menanggapi hal tersebut, Subkoordinator Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Lucky Sugih Maulidin mengatakan, pihaknya tidak menggunakan data dari aplikasi Nafas Indonesja sebagai acuan kualitas udara di Kota Cimahi. Pasalnya, hanya terdapat satu titik pantau yang dilakukan aplikasi namun tidak tertera data lokasi serta metode pengujian yang dilakukan.
"Berdasarkan hal tersebut, tidak dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan kualitas udara ambien secara keseluruhan di Kota Cimahi," ujarnya.
Baca Juga: Eks Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara Dijebloskan ke Penjara
Lucky mengatakan, meningkatnya konsentrasi parameter PM 2,5 salah satunya dipengaruhi oleh emisi gas buang dari kendaraan bermotor.
"Sehingga lokasi pemantauan dapat mempengaruhi besarnya konsentrasi parameter kualitas udara ambien terutama parameter PM 2,5," katanya.
Terdapat perbedaan metode perhitungan indeks kualitas udara dan standar kualitas udara yang diacu Nafas Indonesia dan DLH Kota Cimahi sehingga menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan.
Hasil uji kualitas udara ambien yang dilakukan DLH Kota Cimahi pada tahun 2022 untuk parameter PM 2,5 berkisar antara 15,20 -23,70, masuk masuk ke dalam kategori status indeks pencemar udara sedang.