kievskiy.org

Toko Tjijoda, Jejak Toko Jepang Sebelum Masa Pendudukan di Bandung

Tangkapan layar koran Sipatahoenan pada Sabtu 26 Maret 1938 tentang iklan Toko Tjijoda di Bandung.
Tangkapan layar koran Sipatahoenan pada Sabtu 26 Maret 1938 tentang iklan Toko Tjijoda di Bandung. /Istimewa

PIKIRAN RAKYAT - Sebelum bala tentara Jepang menduduki wilayah Hindia Belanda atau Indonesia saat ini, toko-toko Jepang telah ada di negeri ini. Salah satunya adalah Toko Tjijoda di Bandung.

Kwee Thiam Tjing masih ingat peristiwa saat ia bertandang ke Toko Tjijoda di Bandung pada 1930-an. Jurnalis yang pernah bekerja di koran Soera Poeblik tersebut memang sempat tinggal di Bandung pada 1936. Toko milik orang Jepang itu disebutnya sebagai toko besar di Bandung. Pada suatu hari, ia belanja di toko itu. Kwee melihat pasangan suami istri Belanda-Indo beserta beberapa anaknya juga tengah berbelanja.

Anak-anak lelaki dari pengunjung tersebut merajuk minta dibelikan mainan. "Niks aan. Dat is Japansch spul van blik. Ze gaan zoo stuck! (Tidak! itu barang imitasi dibikin Jepang dari kaleng cat. Cepat rusak)" ucap sang ayah melarang.

Pelayan Jepang yang melihat kejadian tersebut berkomentar dalam Bahasa Belanda sembari tersenyum. "Ja, ze zijn van blik gemaakt, maar Japan kan ook andere dingen makan die heel sterk zijn. Ik bedoel oorlohsschepen! (Ya, itu memang dibuat dari kaleng, tapi Jepang juga bisa membuat benda-benda lain yang sangat kuat. Kapal perang, maksud saya!)."

Baca Juga: Sekda Bacakan Sejarah Kota Bandung

Enam tahun kemudian, tentara Jepang menyerbu Hindia Belanda dan mendudukinya. Penggalan pembicaraan tersebut dituliskan Kwee dalam buku, Menjadi Tjamboek Berdoeri Memoar Kwee Thiam Tjing. Jurnalis itu merekam keberadaan toko Jepang di Bandung sebelum serbuan para serdadunya.

Tjijoda merupakan salah satu magnet pusat perbelanjaan serba ada di Bandung tempo dulu. Iklan-iklan toko itu juga bermunculan di koran-koran. Koran berbahasa Sunda, Sipatahoenan misalnya, memajang iklan Tjijoda dengan tawaran obralnya pada Sabtu 26 Maret 1938. "Obral Besar moelai tanggal 28 Maart sampe 3 April 1938, HARGA DARI F 0.10 SAMPE F 1.- Oleh kerna Gebouw "Tjijoda" di belakang jang baroe ampir klaar, sebelonja diboeka kita maoe obralken barang matjam-matjam di tempat obral. Dengen hormat, N.V WARENHUIS Tjijoda TEL. 955-BANDOENG".

Tak cuma obral, Tjijoda juga sempat menawarkan lotre atau hadiah dari undian. Setiap yang belanja dengan nilai satu ringgit mendapatkan lotre yang kemudian dikocok guna memperoleh hadiah. Namun, lotre akhirnya dilarang polisi sebagaimana warta Sipatahoenan, Sabtu 3 April 2937. Sebagai gantinya, toko menawarkan diskon. "Koe sabab kitoe ajeunamah atoeranana teh ngan oekoer koe korting bae 10 pCt (Karena itu, sekarang aturannya hanya diskon 10 persen)."

Baca Juga: Cikal-Bakal Sejak Pendudukan Jepang, Ini Sejarah Brimob, Pasukan Elite Polri yang Berusia 75 Tahun

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat