kievskiy.org

Warga Protes Asap Pembakaran Sampah Insinerator Wisanggeni, DLHK: Ini Solusi Frustrasi

Kondisi gunungan sampah di TPS Ciwastra, Bandung, Jawa Barat, dekat lokasi pembakaran sampah Wisanggeni Waste Incinerator, Jumat, 15/09/2023.
Kondisi gunungan sampah di TPS Ciwastra, Bandung, Jawa Barat, dekat lokasi pembakaran sampah Wisanggeni Waste Incinerator, Jumat, 15/09/2023. /Pikiran Rakyat/St. Aisah Nurhalida M

PIKIRAN RAKYAT - Di antara Bandung lautan sampah, riuh pro kontra penggunaan teknologi termal insinerator, metode pengelolaan sampah dengan cara pembakaran di dalam tungku. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kebersihan Kota Bandung beri tanggapan terkait protes warga soal polusi udara disebabkan asap insinerator.

Keluhan diantaranya datang dari warga yang bermukim di dekat lokasi insinerator Wisanggeni, di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Ciwastra, Bandung, Jawa Barat.

Meski asap lebih banyak terperangkap di dalam ruang Wisanggeni Waste Incinerator, namun kepulnya tetap sampai ke wilayah pemukiman warga, yang jaraknya hanya beberapa langkah di samping dan belakang lokasi.

Warga setempat, Nanang (45) mengatakan masih terganggu dengan keberadaan Wisanggeni Waste Incinerator. Sekalipun mesin telah dikembangkan beberapa kali, sejak generasi pertama per 2019, hingga generasi kelima yang hendak rilis bulan Oktober 2023.

Baca Juga: Tim Gabungan Kota Cimahi Tangkap Tangan Warga yang Buang Sampah Sembarangan, Bakal Diikutkan Sidang Tipiring

"Kalau masalah asap memang menganggu. Cuma berhubung warga di sini sedikit, jadi komplainnya agak susah, bingung kan. Masa kita harus komplain dengan suara kecil," ucapnya kepada Pikiran-Rakyat.com, Jumat, 15 September 2023.

Ia menambahkan, warga sekitar Insinerator Wisanggeni kebanyakan mengontrak. Sementara penduduk asli hanya 2 Kepala Keluarga (KK). Selama pembakaran masih berjalan, kata Nanang, asap akan selalu ada. Jika perusahaan mengklaim perkembangan mesin membuat jumlah asap semakin tipis, menurutnya justru asap mengepul lebih banyak dibandingkan awal-awal mesin digunakan.

"Kalau waktu membakar asap kan di dalam udah ngulibek (penuh di dalam), berarti ke luar pasti masuk ke (permukiman warga). Namanya asap, mau hitam mau putih tetap perih (ke mata) ya," ujar dia.

"Nggak (ada yang berubah), kalau namanya di bakar pasti ada keluar asap. Gitu aja intinya. Cerobong ke atas juga, kalau angin ke bawah tetap aja. Kalaupun menaranya tinggi, tetep aja (sampai)," katanya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat