/photo/2023/10/12/1101200087.jpeg)
PIKIRAN RAKYAT - Setelah sempat dilanda kebakaran, Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat semakin membaik. Meski begitu, persoalan limbah cair atau lindi TPA itu yang masuk sungai masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Apalagi, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat di Sarimukti juga tengah dibuka. Tak pelak, persoalan lindi juga mesti diperhatikan dan ditangani. Berdasarkan pantauan pada Kamis, 12 Oktober 2023, kondisi Sungai Cipanauan yang menjadi tempat pembuangan lindi TPA tampak masih hitam. "Sami wae (tak ada perubahan kondisi Cipanauan setelah kebakaran terjadi)," kata Jaka Permana (45), warga Kampung Cicadas, RT 3 RW 5, Desa Sarimukti saat ditemui di tepi sungai kecil, Kamis siang. Lindi dari TPS darurat, menurut Jaka, juga bakal mengalir ke Cipanauan.
Ia berharap, pemerintah tak hanya menangani persoalan kebakaran semata. Urusan lindi juga mesti diperhatikan pemerintah. "Hoyongnamah jernih model tipayun (Inginnya sungai itu kembali jernih seperti dulu)," ucapnya. Warga pun sudah tak bisa memakai air sungai baik Cipanauan atau Cipicung karena sudah tercemari lindi kala kemarau melanda. Hal itu berbeda dengan keadaan sungai-sungai itu sebelum kehadiran TPA dan tercampur lindi. Warga saat itu, lanjutnya, masih bisa memakai air sungai untuk mandi hingga minum.
Baca Juga: Zona Buang Darurat Diperluas, Kuota Ritasi Sampah ke TPK Sarimukti Bandung Barat Ditambah
Ia juga menampik longsornya tumpukan sampah TPA yang membuat lindi mencemari sungai sebagaimana pernyataan Pemerintah Provinsi Jabar. Ia menilai, persoalan di kolam pengolahan limbahlah yang membuat lindi yang dibuang ke sungai tetap kotor. "Saatos tanggul eta janten kotor kadieu (Setelah masuk kolam pengolahan, limbah yang masuk sungai masih kotor)," tuturnya.
Hal senada dikemukakan warga lainnya, Lili Dahlan (64), warga Kampung Sirnagalih RT 1 RW 2, Desa Sarimukti. Ia juga berharap ada perbaikan untuk fasilitas penyaringan di kolam pengolahan limbah tersebut. "Supados kaluar cai teh teu kotor teuing, bersih (Supaya selepas diolah di kolam, air yang keluar tidak terlalu kotor, bersih)," ucapnya. Ia memintah pula pemerintah tak melupakan permasalahan lindi di tengah penanganan kebakaran TPA tersebut.
Menurut Lili, kondisi Cipicung masih hitam tetapi sudah tak sepekat sebelum peristiwa kebakaran. Begitu pula bau masih ada tetapi tak separah sebelum kebakaran. Kehadiran lindi juga membuat Lili memilih memancing ikan di Cimeta ketimbang Cipicung. Selain debit airnya mengecil saat kemarau, lindi yang masuk Cipicung membuat sungai itu menjadi rujit atau menjijikkan.
Walau begitu, Lili mengaku pernah mancing dan mendapatkan ikan lele dumbo di Cipicung. Namun, ia juga tak berani langsung memasak ikan itu. "Disimpen heula kana cai kana 3-4 dinten (Ikan dimasukan dulu ke air selama 3-4 hari)," tuturnya. Hal itu dilakukan karena Lili khawatir ikan dari Cipicung tersebut membawa bibit penyakit.
