kievskiy.org

DP3A Kota Bandung Luncurkan Senandung Perdana demi Tekan Tingginya Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Angka kekerasan pada perempuan maupun anak-anak di Kota Bandung masih terbilang tinggi. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung mencatat, jumlah klien kekerasan terhadap anak di UPTD PPA berada di angka 234 pada 2022. Sementara itu, jumlah klien kekerasan terhadap perempuan berada di angka 362 pada 2022.

Dalam rangka menurunkan angka kasus kekerasan terhadap anak maupun perempuan, DP3A Kota Bandung meluncurkan Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana). Peluncuran Senandung Perdana diselenggarakan di Pendopo Kota Bandung, Senin, 23 Oktober 2023.

Kepala DP3A Kota Bandung Uum Sumiati mengatakan, telah menyusun modul bersama Poltekkes Bandung. Terdapat delapan modul utama, yakni pembangunan kualitas keluarga, pengasuhan berbasis hak anak, cegah kekerasan berbasis gender, pencegahan perkawinan usia anak, psiko sosial dan eksploitasi seksual, psiko sosial anak, sanksi hukum, dan keterampilan konseling.

"Nanti, ada juga model tematik yang berkenaan dengan literasi keuangan dan kewirausahaan. Harapan jangka panjang, sekolah perlindungan itu akan menekan kasus kekerasan, terutama terhadap perempuan dan anak di Kota Bandung. Bahkan, harapannya, tak terjadi lagi kekerasan, mewujudkan kota layak anak dan ramah perempuan," ucap Uum.

Baca Juga: RSHS Bandung Lakukan Pemisahan Kembar Siam Asal Subang, Jadi Operasi ke-12 dalam 10 Tahun Terakhir

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan penguatan kewirausahaan, menurut Uum, merupakan salah satu cara menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan maupun anak. Hal itu menjadi langkah menekan angka pekerja anak, pencegahan perkawinan anak, serta meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan anak.

"Upaya pun dilaksanakan dalam unsur pendidikan. Kami mengajak pada guru bimbingan konseling, kepala sekolah, pengurus OSIS untuk ikut serta melakukan sosialisasi dan edukasi secara sistematis ihwal pencegahan kekerasan terhadap perempuan maupun anak," ucap dia.

Uum mengungkapkan, empat jenis kekerasan yang angkanya tinggi. Kekerasan psikis merupakan jenis yang paling tinggi, selanjutnya fisik, seksual, penelantaran.

Menurut data DP3A Kota Bandung yang tercantum dalam dokumen Kota Bandung Dalam Angka 2023, klien kekerasan fisik terhadap perempuan berada pada angka 141, atau 38,9 persen dari total. Sementara itu, kekerasan psikis terhadap anak-anak, berjumlah 91, atau 38,9 persen dari total.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat