kievskiy.org

Banjir di Bandung Bukan Salah Hujan, Salahkan Pembangunan Ugal-ugalan di Hulu

Anak-anak bermain di genangan air banjir di Kampung Bojong Asih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu, 14 Januari 2024.
Anak-anak bermain di genangan air banjir di Kampung Bojong Asih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu, 14 Januari 2024. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo

PIKIRAN RAKYAT - Faktor cuaca ekstrem atau intensitas hujan yang meningkat tidak bisa dijadikan alasan sebagai penyebab bencana banjir yang masif terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten Bandung.

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Wahyudin, mengatakan, kawasan resapan air yang rusak di daerah hulu juga berpengaruh terhadap bencana banjir di Kabupaten Bandung.

"Pemerintah tidak harus menyalahkan intensitas hujan yang tinggi, karena cuaca memang memiliki siklusnya sendiri, jika kawasan-kawasan resapan atau konservasi air tidak rusak," kata Wahyudin, Senin, 15 Januari 2024.

Menurut dia, kerusakan pada daerah konservasi juga menyebabkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi banjir di Kabupaten Bandung hingga saat ini belum sepenuhnya teratasi.

"Pendekatan atau program yang dilakukan pemerintah itu tidak sampai menyelesaikan akar masalah. Kenapa? Sebagai salah satu indikatornya, lahan kritis di Kabupaten Bandung itu masih tinggi," katanya.

Walhi Jabar mencatat lahan kritis di Kabupaten Bandung luasnya 46.678 hektare. Luasan itu pun kemungkinan bertambah seiring dengan pembangunan di kawasan Bandung Selatan yang pesat.

"Saya menduga, ketika masih marak izin-izin properti, wisata, dan pertambangan di kawasan perbukitan, di kawasan hulu, ini juga memperkuat alih fungsi yang terjadi. Hal itu menyebabkan deforestasi," katanya.

Menurut dia, pembangunan properti telah mengubah bentang alam di daerah hulu. Hal itu berperan dalam degradasi atau deforestasi kawasan hutan yang seyogyanya berfungsi sebagai resapan air.

Warga berjalan melewati banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Bandung, ribuan bangunan terendam dan 40 ribu jiwa warga di total enam kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak banjir akibat meluapnya aliran Sungai Citarum yang terjadi pada Kamis (11/1/2024) malam.
Warga berjalan melewati banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Bandung, ribuan bangunan terendam dan 40 ribu jiwa warga di total enam kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak banjir akibat meluapnya aliran Sungai Citarum yang terjadi pada Kamis (11/1/2024) malam.

Bukan hanya pembangunan properti untuk permukiman penduduk, kata dia, tetapi juga pembangunan fasilitas umum atau fasilitas sosial. Termasuk di antaranya ialah pembangunan jalan, sekolah, dan rumah sakit.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat