kievskiy.org

Ancaman Lonjakan Kasus DBD di Bandung, Efek Pencegahan dari Nyamuk Wolbachia Belum Terasa

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. /Pikiran Rakyat/Satira Yudatama

PIKIRAN RAKYAT - Kota Bandung termasuk salah satu kota yang menjalankan program penyebaran nyamuk wolbachia oleh Kementerian Kesehatan pada November 2023. Tujuan penyebaran nyamuk wolbachia adalah mencegah demam berdarah dengue (DBD). Empat kota lainnya di Indonesia yang menjalankan program itu adalah Jakarta Barat, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat, jumlah kasus DBD di Kota Bandung pada Januari 2024 adalah 153 kasus. Satu orang meninggal.

Program penyebaran nyamuk aedes aegypti debgan wolbachia di Bandung saat ini baru dilakukan di Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Bandung.

Saat ini, ada 308 ember yang yang tersebar di 15 RW Rilis pertama di 1 kelurahan pada 31 Oktober 2023. Servis dilakukan setiap 2 minggu untuk mengganti telur nyamuk, pakan, dan air baru di setiap ember yang disebar di rumah warga.

Pengawas kader yang sudah terlatih akan dibantu oleh kader di setiap RT yang melaksanakan servis pergantian isi ember nyamuk berwolbachia. Saat ini, sudah dilakukan servis ke-6 yang dilaksanakan pada 23 Januari 2024.

Targetnya, nyamuk wolbachia tersebar sebanyak 60 persen. Jika telah tercapai, maka peletakan ember akan dihentikan. Saat ini, baru 14 persen nyamuk wolbachia yang tersebar di alam.

Efek nyamuk wolbachia

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Rochady Hendra Setya Wibawa, Sp.OG., M.Kes, mengatakan, efek nyamuk wolbachia tidak bisa dilihat dalam waktu dekat.

"Jadi dibutuhkan waktu dari telur nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia melakukan perkawinan silang dengan nyamuk aedes aegypti liar yang ada di lingkungan, sehingga nanti keturunannya diharapkan menjadi nyamuk nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia," tuturnya, Sabtu, 3 Februari 2024.

Menurutnya, proses pelepasan telur nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia hingga terjadinya perkawinan silang akan terus dilakukan sampai menghasilkan 60-70 persen nyamuk aedes aegypti berwolbachia.

"Hal ini saja bisa membutuhkan waktu sekitar 6 bulan, dan kalau populasi nyamuk di lingkungan sudah semuanya mengandung bakteri wolbachia baru bisa kita melihat efek dari adanya nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia tersebut terhadap penurunan kasus kejadian DBD," ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat