kievskiy.org

Hasil Lab Keracunan Massal Usai Santap Hidangan Hajatan di KBB, Ditemukan Bakteri Berbahaya

Salah satu warga Kampung Keramat RW 07 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang terbaring lemah di klinik persalinan bidan Lutfi Baina Ardi mengeluhkan gejala keracunan usai  menyantap sajian di acara syukuran pada Rabu 20 Juni 2024.
Salah satu warga Kampung Keramat RW 07 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang terbaring lemah di klinik persalinan bidan Lutfi Baina Ardi mengeluhkan gejala keracunan usai menyantap sajian di acara syukuran pada Rabu 20 Juni 2024. /Pikiran Rakyat/Dewiyatini

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 68 warga Kampung Karamat, RT 3/7, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari syukuran pernikahan pada pertengahan Juni 2024. Hasil uji laboratorium mengungkap bahwa makanan tersebut mengandung bakteri berbahaya.

Dinas Kesehatan KBB mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat untuk dianalisis. Sekretaris Dinas Kesehatan KBB, Maisara Hanif, menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan ayam bumbu kecap dan ayam suwir mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (E. coli).

"Jadi yang positif hanya dua jenis sampel, sedangkan yang lainnya negatif dari jenis bakteri pemicu keracunan," ujar Maisara sebagaimana dilaporkan kontributor Pikiran Rakyat Dewiyatini pada Kamis, 4 Juli 2024.

Terdapat 12 sampel makanan yang dikirimkan, termasuk sayur sop, tempe orek, kikil bumbu kuning, capcay, ayam suwir, ikan asin, sambal, ayam bumbu merah, ayam bumbu kecap, nasi putih, dan lalapan. Selain itu, dua sampel sumber air baku dan air bersih untuk memasak, serta sampel muntahan korban juga diperiksa. Hanya ayam bumbu kecap dan ayam suwir yang terbukti mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan E. coli.

"Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan," kata Maisara.

Ia mengatakan ketika bakteri ini berpindah ke makanan, proses kembang biaknya sangat cepat dan akhirnya menyebabkan infeksi pencernaan dengan gejala seperti diare, nyeri, kram perut, mual, dan muntah. Maisara juga menjelaskan bahwa bakteri ini dapat berkembang biak dalam makanan dan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit, meskipun bakteri tersebut bisa dibunuh dengan proses pemasakan. “Namun, racunnya tidak hancur dan tetap bisa menyebabkan penyakit,” katanya.

Bakteri ini diduga berkembang biak dalam makanan dan menghasilkan racun, terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar. Hal ini sangat berbahaya bagi makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap. "Makanan yang tidak dimasak setelah penanganan seperti irisan daging, produk unggas dan telur, susu dan produk susu, puding, kue kering, sandwich, dan lainnya sangat berisiko terkontaminasi Staphylococcus aureus," ujar Maisara.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat