kievskiy.org

Tornado di Rancaekek Mirip 99,99 Persen dengan yang Terjadi di Amerika Serikat, Begini Strukturnya

Ilustrasi tornado.
Ilustrasi tornado. /Pexels/Alexey Demidov

PIKIRAN RAKYAT - Ahli klimatologi mengatakan bahwa fenomena angin kencang yang merusak banyak bangunan di Rancaekek, Bandung pada Rabu, 21 Februari 2024 adalah tornado.

"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi extreme event 21 Februari 2024," kata Erma Yulihastin, Pakar Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalan unggahan Twitter, Rabu, 21 Februari 2024.

Pakar Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengatakan bahwa durasi bencana tersebut berbeda dengan kebiasaan angin puting beliung di Indonesia, sehingga dia menyebut fenomena itu adalah tornado pertama di Indonesia.

"Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia hanya sekitar 5-10 menit itupun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak bias aketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada tahun 2021," ujar Erma Yulihastin dalam akun X milinya pada Rabu, 21 Februari 2024.

Erma menyebut struktur tornado yang terjadi di Rancaekek sangat mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat.

"Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!," ujarnya.

Meski demikian, Erma belum menyediakan data kecepatan angin dan diameter maupun pemicu tornado tersebut.

"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini 21 Februari," tuturnya.

"Efek Tornado: beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat