kievskiy.org

PVMBG: Gerakan Tanah di Kampung Cigombong Terlokalisir, Warga Diimbau Tetap Waspada

Rumah warga ambruk setelah terjadi pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 29 Februari 2024.
Rumah warga ambruk setelah terjadi pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 29 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan prediksi bahwa area gerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tidak akan meluas karena sudah terlokalisir dengan batas rekahan tanah berbentuk tapal kuda.

Meskipun demikian, PVMBG memperingatkan bahwa gerakan tanah kemungkinan akan terus berlanjut ke bagian bawah, terutama jika kandungan air di bawah tanah sangat tinggi.

Surveyor Pemetaan Tanah dan Bencana PVMBG, Sumaryono, menjelaskan bahwa saat ini potensi gerakan tanah hanya terbatas pada area tapal kuda karena sudah terbentuk batas yang jelas. Namun, hal ini tetap perlu diwaspadai karena tanah masih terus bergerak dan terdapat pemukiman warga di bagian bawah.

"Tanda-tanda gerakan tanah masih terjadi dilihat dari rekahan tanah yang terus melebar. Selain itu, di bagian ujung tapal kuda yang berdekatan dengan sungai terlihat permukaan tanah yang menyembul tertekan dari atas," ujar Sumaryono pada Senin 4 Maret 2024.

Dia juga menambahkan bahwa tanda-tanda gerakan tanah dapat dilihat dari munculnya retakan baru di area tapal kuda. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan tanah masih berlangsung dan dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan.

Hasil pemetaan

Dampak pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 29 Februari 2024.
Dampak pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 29 Februari 2024.

Berdasarkan hasil pemetaan, jenis pergerakan tanah di Cibedug tergolong sebagai tipe rayapan pada tahap awal yang kemudian berubah menjadi tipe rotasional. Percepatan gerakan tanah juga dipengaruhi oleh tingginya kandungan air di bagian bawah tanah.

Pihak Desa Bunijaya mulai khawatir pergerakan tanah akan merambat ke wilayahnya. Pasalnya titik ujung tanah yang amblas berada di tepi Sungai Cidadap, yang mengalir menuju Desa Bunijaya. Hal ini menimbulkan potensi terbendungnya sungai tersebut jika pergerakan tanah tersebut tidak teratasi.

“Jika material tanah yang amblas menutup Sungai Cidadap, air sungai berpotensi meluap dan mengancam Desa Bunijaya yang berada di tepian sungai,” ucap Kades Cibedug Engkus Kustendi.

Langkah antisipasi

Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, mengaku telah melakukan antisipasi dengan menurunkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terutama saat turun hujan deras.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat