kievskiy.org

Ibu Rumah Tangga Harus Paham Risiko Bencana, BPBD Cimahi Gelar Pelatihan

BPBD Cimahi menggelar Pelatihan Keluarga Tanggap Bencana Alam.
BPBD Cimahi menggelar Pelatihan Keluarga Tanggap Bencana Alam. /Pikiran Rakyat/Ririn Nur Febriani

PIKIRAN RAKYAT - Kaum ibu dan anak-anak menjadi kelompok yang berisiko tinggi terdampak peristiwa bencana. Pemahaman tentang kebencanaan kerap tidak menyentuh kaum perempuan, sehingga perlu pendekatan untuk pengurangan resiko bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menggelar Pelatihan Keluarga Tanggap Bencana Alam. Pelatihan tersebut diikuti 200 orang kader PKK perwakilan kelurahan se-Kota Cimahi, dengan narasumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Responsif Tangkas Andal Kompeten (Retak).

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan, mengatakan, kesiapsiagaan dan keterampilan masyarakat, khususnya keluarga, adalah kunci utama keselamatan menghadapi bencana.

"Penanganan bencana merupakan urusan semua pihak. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembagian peran dan tanggung jawab dalam peningkatan kesiapsiagaan di semua tingkatan baik untuk anak, remaja, dan dewasa," ujarnya.

Menurut dia, kesiapsiagaan individu rumah tangga dalam mengantisipasi kejadian bencana mencakup pengetahuan serta respons terhadap risiko bencana. "Dipelopori oleh kaum ibu yang ambil bagian dalam kesiapsiagaan keluarga menghadapi potensi bencana," ucapnya.

Tiap keluarga dapat menetapkan rencana kontijensi bencana. "Misal, jika terjadi bencana maka setiap anggota keluarga harus berupaya mengakses titik kumpul aman dan tentukan lokasinya. Kemana harus melapor, mencari pertolongan, bahkan termasuk menyiapkan logistik darurat bencana yang mudah dibawa jika sewaktu-waktu terjadi bencana," ucapnya.

Lewat kegiatan tersebut, pihaknya berharap pemahaman masyarakat. "Yang terutama, agar korban material maupun jiwa terdampak bencana dapat kita tekan bersama," tuturnya.

Sekda Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan menyatakan, tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana menyebabkan perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat secara terus menerus. Pentingnya menetapkan kesiapsiagaan bencana harus dimulai dari keluarga.

"Selain sebagai unit terkecil masyarakat, keluarga merupakan subyek dan obyek terdepan dalam kesiapsiagaan bencana. Satu orang individu berperan dalam pengurangan resiko bencana dengan memberikan sosialisasi kepada anggota keluarganya," katanya.
Pelatihan tersebut memberi konsep dasar serta langkah dan upaya kesiapsiagaan berbasis keluarga yang berkesinambungan dengan lingkungan sosial sebagai kekuatan utama kesiapsiagaan.

"Diharapkan dari pelatihan ini dapat diimplementasikan secara nyata dan menyeluruh di keluarga serta lingkungan masing-masing," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat