kievskiy.org

Bacawalkot Cimahi Mengerucut pada Dikdik Nugrahawan, Golkar: Rekomendasi Ditentukan DPP

Ilustrasi Pilkada 2024.
Ilustrasi Pilkada 2024. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Bakal calon wali kota Cimahi yang akan diusung Partai Golkar pada Pilkada Kota Cimahi 2024 mengerucut pada sosok Dikdik S. Nugrahawan. Keunggulan Dikdik pada hasil survei internal menjadi salah satu pertimbangan, meski demikian penentuan nama yang akan diusung pada kontestasi pemilihan kepala daerah di Kota Cimahi tersebut akan ditentukan oleh DPP Golkar.

"Sebenarnya ada nama-nama calon lain, tapi kami hanya mengusulkan dua nama yakni Pak Dikdik dan Pak Ngatiyana. Dari hasil survei internal, elektabilitas Pak Dikdik paling tinggi,” ujar Budi Setiawan dari Desk Pilkada DPD Golkar Kota Cimahi pada Selasa 28 Mei 2024.

Nama Dikdik dan Ngatiyana muncul pada hasil survei internal DPD Partai Golkar Kota Cimahi. Hal itu dilakukan sesuai surat dari DPP Partai Golkar Nomor 8-1138/GOLKAR/IV/2024 tertanggal 17 April 2024 tentang pemberitahuan tahapan penjaringan Calon Kepala Daerah/Calon Wakil Kepala Daerah dari Partai Golkar pada Pilkada Serentak Tahun 2024.

Pada tahap awal penjaringan bakal calon wali kota, DPD Golkar Kota Cimahi mengusulkan tiga nama yakni Ketua DPD Golkar Cimahi Ali Hasan, Rifaldi, dan Sekda Cimahi Dikdik S. Nugrahawan.

"Ternyata di tingkat DPD Jabar muncul nama Ngatiyana. Sehingga kami lakukan survei dengan menunjuk lembaga profesional sesuai yang direkomendasikan DPP P-Golkar," ucapnya.

Hasil survei

Untuk di Cimahi, survei dilakukan Poltracking Indonesia kepada 400 responden tersebar di tiga kecamatan dan 15 kelurahan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 4,9 persen. Survei tahap pertama dilakukan pada periode 17-20 Mei 2024 untuk calon wali kota saja.

"Dari survei tersebut nama Dikdik S. Nugrahawan menempati urutan pertama ektabilitas tertinggi dengan 29,0 persen disusul nama Ngatiyana 20,1 persen," katanya.

Pihaknya juga melakukan simulasi jika Pilkada Cimahi diikuti 2, 3, sampai 4 calon. Dari simulasi pertama Pilkada diikuti 4 calon, nama Dikdik meraih hasil angka 45,3 persen dan Ngatiyana 30,8 persen. Untuk simulasi kedua, elektabilitas Dikdik 43,0 persen dan Ngatiyana 29,8 persen.

Serta simulasi ketiga Dikdik memperoleh nilai 49,9 persen dan Ngatiyana 30,8 persen. Simulasi jika Pilkada diikuti tiga pasangan calon, survei pertama Dikdik memperoleh nilai 54,5 persen dan Ngatiyana 33,1 persen. Kemudian survei kedua Dikdik memperoleh nilai 46,8 persen dan Ngatiyana 30,3 persen. Serta survei ketiga Dikdik 56,5 persen dan Ngatiyana 31,3 persen.

"Dan saat disimulasikan jika terjadi dua pasangan Dikdik juga masih tertinggi yakni 56,5 persen dan Ngatiyana 33,2 persen,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat