kievskiy.org

Impor Tekstil Dipermudah, Perajin Lokal di Binong Jati Bandung Khawatir

Ilustrasi. Relaksasi impor 11 komoditas, termasuk tekstil, bisa berdampak pada perajin.
Ilustrasi. Relaksasi impor 11 komoditas, termasuk tekstil, bisa berdampak pada perajin. /Pixabay/Engin_Akyurt

PIKIRAN RAKYAT - Koordinator Sentra Rajut Binong Jati Kota Bandung, Eka Rahmat Jaya, berharap pemerintah berpihak pada perajin dalam negeri saat membuat regulasi. Pemerintah akan memberlakukan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2024 yang mencakup relaksasi impor untuk 11 komoditas, termasuk tekstil dan produk tekstil.

Eka khawatir relaksasi ini akan merugikan perajin di Binong Jati karena produk impor yang lebih murah akan menekan produk lokal. "Saat ini, perajin berjumlah sekitar 400. Jumlah perajin sempat turun ke sekitar 200. Saat turun (jumlah), bukan berati berhenti total, perajin menunggu sampai harga bahan baku terjangkau," tutur Eka.

Ilustrasi konfeksi.
Ilustrasi konfeksi.

Namun, Eka juga melihat sisi positifnya, yaitu relaksasi impor dapat melancarkan ketersediaan bahan baku dengan harga stabil. "Ketersediaan bahan baku boleh jadi menjadi lancar dengan harga stabil, seiring adanya kebijakan relaksi impor. Perajin tak akan lagi kesulitan mencari bahan baku. Sebagaimana mekanisme pasar, saat barang tersedia banyak, harga tak akan melejit," ucap Eka.

Tak melulu untung

Permasalahan utama perajin adalah harga bahan baku dalam negeri yang lebih mahal daripada impor. "Kami kerap mengalami kondisi, harga bahan baku yang tiba-tiba naik di tengah produksi. Hal itu menimbulkan ketakpastian usaha," ucap dia.

Eka berharap pemerintah dapat menjamin ketersediaan dan pengendalian harga bahan baku.

Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pasar Baru Trade Center (Fokus Pasbar) Kurnia juga prihatin dengan nasib konfeksi lokal akibat relaksasi impor. Pedagang memang senang dengan barang impor yang murah, terapi Kurnia lebih memprioritaskan kelangsungan usaha konfeksi lokal dan perekonomian nasional. 

"Apalagi, kerja sama kami dengan produsen yang berskala kecil dan menengah terus terjalin baik. Kami pun mengutamakan perekonomian nasional ketimbang selisih keuntungan jualan yang lebih besar," ucap Kurnia, Kamis, 20 Juni 2024.

Menurut Kurnia, para pedagang pakaian jadi, terutama anggota Fokus Pasbar, senantiasa menjalin kemitraan dengan konfeksi. "Ikatan emosional pedagang di Pasar Baru dengan pelaku konfeksi sangat erat. Itu pun menjadi bagian pertimbangan kami lebih memilih menjual produk dari konfeksi lokal," ucap dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat