kievskiy.org

Hindari Match Fixing, Liga 2 2020 Terapkan Format Kompetisi Baru

PEMAIN Blitar Bandung United, Wildan Ramdani (tengah)  coba dihentikan pemain PSMS Medan, Afiful Huda (kiri) pada pertandingan Liga 2 di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Selasa, 17 September 2019. Laga tersebut berakhir imbang dengan skor 1-1.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR
PEMAIN Blitar Bandung United, Wildan Ramdani (tengah) coba dihentikan pemain PSMS Medan, Afiful Huda (kiri) pada pertandingan Liga 2 di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Selasa, 17 September 2019. Laga tersebut berakhir imbang dengan skor 1-1.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR

PIKIRAN RAKYAT - Format baru diterapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) di musim kompetisi 2020 yang akan bergulir 13 Maret ini. Bila musim sebelumnya, kompetisi kasta kedua ini menggunakan format "8 Besar" tidak kali ini.

Pembagian dua wilayah tetap diterapkan untuk 24 klub. Di 12 tim di masing-masing wilayah Barat dan Timur akan tetap memperebutkan tempat teratas. Hingga di akhir kompetisi, dua peringkat teratas kedua wilayah akan langsung bertemu di babak final dan otomatis mendapatkan promosi ke Liga 1 2021.

Sementara untuk peringkat 2 masing-masing wilayah akan berduel untuk memperebutkan satu kuota tersisa untuk promosi ke Liga 1. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama LIB Cucu Sumantri kepada wartawan usai workshop marketing oficer Liga 1 2020 di Hotel Four Points, Jakarta, Rabu 4 Maret 2020.

Baca Juga: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Relaksasi Penyaluran Kredit, Wimboh : Agar Sektor Riil Tetap Bisa Menjalankan Usahanya

"Belajar dari pengalaman musim sebelumnya. Untuk musim ini babak delapan besar tidak lagi diterapkan. Juara Barat dan Timur bertarung itulah yang jadi juaranya. Perubahan format ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti match-fixing," katanya.

Babak delapan besar dinilai Cucu berpotensi besar 'dipermainkan'. Seperti yang terjadi dua musim lalu. Dimana PSMP Mojokerto dan salah satu pemainnya, terbukti telah melakukan match fixing saat berhadapan dengan Kalteng Putra.

Sementara itu, ke-24 tim sudah terbagi dalam dua wilayah. Ada dua tim yang saling pindah wilayah, PSCS Cilacap dari Wilayah Barat ke Timur dan PSIM Yogyakarta dari Timur ke Barat.
Perpindahan PSIM ke Wilayah Barat, menurut Cucu, lebih kepada hal teknis. Yakni untuk menghindari adanya gesekan dengan tim satu wilayahnya, Persis Solo. Mengingat kedua tim ini memiliki sejarah yang kurang baik terkait suporter.

Baca Juga: Konsumsi Jamu Dianggap Bisa Tangkal Virus Corona, Harganya Kini Mulai Melejit di Pasaran

"Untuk PSCS, berdasarkan geografis dan keseimbangan wilayah maka dipindahkan ke Timur.  Jadi untuk menyeimbangkan saja. Terlebih kami ingin distribusi wakil klub untuk di Liga 1 ada dari setiap provinsi," imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat