kievskiy.org

Komentari Tragedi Kanjuruhan, Pele: Olahraga Seharusnya Menjadi Wujud Cinta

Legenda sepak bola Brasil, Pele.
Legenda sepak bola Brasil, Pele. /Lucas Jackson REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 memantik respons berbagai pihak tak terkecuali klub dan pemain sepak bola dunia.

Kerusuhan ini terjadi karena Aremania turun ke lapangan yang kemudian membuat aparat menembakkan gas air mata ke arah penonton untuk mengendalikan situasi.

Para penonton pun panik hingga berhamburan menuju pintu keluar. Nahas, pintu keluar masih tertutup dan menyebabkan penonton sesak napas, terinjak-injak, dan terjebak di dalam stadion.

Baca Juga: Berduka pada Tragedi Kanjuruhan, UEFA Tetapkan Hening Cipta Satu Menit di Seluruh Laga Minggu Ini

Sejumlah kalangan menilai bahwa gas air mata yang jadi penyebab ratusan Aremania tewas usai pertandingan yang berakhir dengan skor 2-3 ini.

Buntut dari tragedi ini, sebanyak 10 orang polisi dinonaktifkan yang salah satunya adalah Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.

Komentari tragedi Kanjuruhan, mantan pemain sepak bola asal Brasil, Pele, berujar bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam olahraga.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Komdis PSSI Jatuhkan 3 Sanksi untuk Arema FC

Pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Ada 32 anak-anak dari 125 orang yang meninggal dunia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat