PIKIRAN RAKYAT - Peluncuran jersey Timnas Indonesia dari Erspo, Senin, 18 Maret 2024, di Bengkel kawasan SCBD, Jakarta mengundang reaksi beragam. Ada yang mengkritik dari segi design terlalu sederhana, tetapi ada juga yang memuji.
Jersey Timnas sendiri memiliki tiga varian dengan mengusung warna kebanggaan Indonesia Merah, Putih, dan Hitam. Secara design, menurut rilis yang masuk dari pihak apparel, mengadopsi tampilan lawan kostum era 1981. Menggunakan kerah bundat dengan aksen bergaris di bagian leher dan lengan.
Logo Garuda pun mengalami perubahan. Jika sebelumnya emblem melinggar bulat di dada, kali ini berbentuk perisai dengan lingkaran didalamnya.
Filosofi dari jersey ini sendiri, dari grafik-grafik yang ada merepresentatifkan suporter. Tepuk tangan, drum, hentakan kaki, sehingga secara samar terlihat seperti suara yang terpola dalam jerseynya
Bagi yang mengkritik, mereka menilai jersey ini terlalu sederhana dan sedikit mirip dengan design jersey yang pernah digunakan oleh Timnas negara tetangga, Singapura. Namun, bagi yang memuji, mereka menilai kesederhanaan ini justru yang membuat jersey ini menarik. Karena ternyata, menurut mereka, jersey ini memiliki tampilan corak rajutan khas Indonesia yang tersembunyi.
Salah satu yang memberikan pendapat positif adalah presenter dan pengamat sepakbola nasional, Tio Nugroho. Menurutnya, dengan dibuat simple justru jersey ini terlihat elegant.
Di media sosial pun pujian juga terlontarkan dari penggemar Timnas Indonesia. Ada yang mengatakan jika dilihat langsung ternyata bahan gradasi rajutannya terlihat, jadi lebih bagus.
Pada satu flatform media sosial, bahasan jersey timnas ini sempat menjadi trending topik dengan keyword KostumTimnas BuatanMilenial, JerseyGaruda YangTerbaik, dan tagar #JerseyTimnasGaruda. Salah satu akun centrang Biru bahkan mengatakan jika sebaiknya melihat jersey tidak hanya dari tampilan saja, tetapi juga harus melihat dari teknologi kain dan detail design.
"Pada nunggu teknologi di kainnya nanti seperti apa, supaya jersey sederhana itu terlihat mewah," tulis salah satu nitizen.
Ada pula yang nitizen dari kalangan Gen Z yang justru tidak mengomentari jersey Timnas, tetapi lebih kepada keberanian perusahaan yang didirikan milenial dan Gen Z untuk mencoba membuat jersey Timnas. Padahal mereka bukan perusahaan apparel olahraga.
