kievskiy.org

Rugi Rp77,5 Triliun, Qantas Setop Penerbangan Internasional hingga Oktober dan 100 Pesawat Berhenti Terbang

Qantas Airwais catat kerugian akibat Covid-19.
Qantas Airwais catat kerugian akibat Covid-19. /Instagram.com/@qantas


PIKIRAN RAKYAT - Maskapai asal Australia Qantas melaporkan penurunan pendapatan sebesar 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp77,5 triliun selama paruh kedua tahun 2020.

Akibatnya itu Qantas menyatakan penerbangan penumpang internasional tidak akan dilanjutkan hingga Oktober 2021 karena pandemi terus menghancurkan industri.

Maskapai terbesar di Negeri Kanguru itu menyampaikan perusahaannya mengalami kerugian sebesar 1,1 miliar dolar AU dalam enam bulan hingga 31 Desember 2020. Jumlah itu mencatatkan kerugian naik menjadi 1,47 miliar AU.

"Angka-angka ini mencolok, tetapi tidak akan mengejutkan," ujar CEO Qantas Alan Joyce, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari AFP, Kamis, 25 Februari 2021.

Baca Juga: Ridwan Kamil Siapkan Anggaran Rp560 Miliar Usai Tanggul Sungai Citarum di Bekasi Jebol

Baca Juga: Jakarta Disudutkan Soal Penanganan Banjir, Wakil Ketua DPRD DKI Seret 3 Daerah yang Seharusnya Bersinergi

"Setahun lalu, tidak ada dari kami yang tahu seberapa besar dampak Covid pada dunia, atau penerbangan. Ini jelas lebih buruk dari yang diperkirakan siapa pun," ucapnya.

Dia menambahkan penutupan perbatasan akibat Covid-19 membuat Qantas kehilangan 100 persen penerbangan internasional dan 70 persen penerbangan domestik.

Joyce mencatat bahwa perusahaannya telah mengalami penurunan pendapatan 4 miliar dolar AU selama paruh pertama tahun 2020, sehingga total dampak pandemi menjadi 11 miliar dolar AU.

"Itu jumlah yang sangat besar, mungkin jumlah yang lebih besar daripada yang dialami perusahaan lain di Australia karena Covid," katanya dalam konferensi pers.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat