kievskiy.org

Perang Dagang: Australia Desak WTO Harus Hukum Paksa Ekonomi China

Kolase bendera Australia dan China. PM Scott Morrison meminta WTO untuk menghukum perilaku buruh ekonomi China.
Kolase bendera Australia dan China. PM Scott Morrison meminta WTO untuk menghukum perilaku buruh ekonomi China. /Pixabay/RebeccaLintzPhotography dan SW1994 Pixabay/RebeccaLintzPhotography dan SW1994


PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) harus menghukum paksa perilaku buruk ekonomi China.

Hal itu disampaikan Scott Morrison menjelang pertemuan para pemimpin G7 di Inggris, Rabu, 9 Juni 2021. Dia berharap mengumpulkan dukungan dalam sengketa perdagangan dengan China.

Scott Morrison juga mengatakan Australia akan 'bekerja dengan negara lain untuk menopang peran Organisasi Perdagangan Dunia dan untuk memodernisasi buku aturannya jika perlu'.

“Dalam diskusi saya dengan banyak pemimpin, saya mendapat dorongan besar dari dukungan yang ditunjukkan untuk kesiapan Australia untuk menahan paksaan ekonomi belakangan ini,” kata Morrison dalam pidato yang disampaikan di kota pantai barat Australia, Perth, sebelum berangkat ke pertemuan G7, dikutip dari AP News.

Baca Juga: Atta Halilintar Ketar-ketir Disinggung Pengeluaran Bulanan, Tak Mau Rendahkan Aurel Hermansyah?

Pada Desember 2020 lalu, Pemerintah Australia mengumumkan pihaknya akan meminta WTO untuk campur tangan dalam perselisihannya dengan China mengenai jelai dan mengharapkan negara-negara lain untuk terlibat dalam kasus tersebut.

China secara efektif mengakhiri impor jelai Australia pada Mei 2020 dengan mengenakan tarif lebih dari 80 persen pada hasil panen.

China menuduh Australia melanggar aturan WTO dengan mensubsidi produksi jelai dan menjual biji-bijian di China dengan harga di bawah biaya produksi.

Perdagangan makanan laut Australia, termasuk kayu, daging sapi, anggur, dan batu bara juga terganggu sejak Australia membuat marah China dengan meminta penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus corona.

Baca Juga: Pengakuan Ustaz Yusuf Mansur Bayar Pajak Rp100-200 Juta per Hari: Itu Belum dari Usaha yang Lain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat