kievskiy.org

Dekopin Gelar Up-Grading 1.000 Pemandu Koperasi

BANDUNG, (PRLM).- Dekopin menggelar kegiatan up-grading 1.000 pemandu Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop), di Secapa Angkatan Darat, Bandung. Lapenkop adalah lembaga di bawah Dekopin, yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan koperasi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Saat ini, Lepenkop sudah berhasil membangun jaringan di 31 provinsi dan mencetak 4.398 pemandu. Para pemandu inilah yang aktif melakukan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi. Seluruh pemandu telah dilatih secara khusus, agar mengasai seluruh modul dan teknik menganjar standar Lapenkop. Kompetensi mereka telah disertifikasi, yang ditandai dengan dimilikinya Surat Ijin Pemandu dan Pelatih (SIP). Secara periodik, kompetensi pemandu juga ditingkatkan melalui kegiatan up-grading. Modul dan metode pendidikan Lapenkop, sudah teruji dalam meningkatkan partisipasi anggota koperasi, bahkan digunakan di Filipina dan Timor Leste. Lapenkop juga sudah dipercaya oleh sejumlah instansi bahkan perusahaan swasta, untuk melaksanakan pendidikan koperasi. Antara lain dengan PT Smart, dan PT Astra Internasional untuk pengembangan koperasi petani sawit. PT Indominco Mandiri untuk pengembangan koperasi binaan, Bank Indonesia untuk pengembangan kelompok tani sayur binaan BI, Kementerian Koperasi dan UKM, serta dinas koperasi provinsi dan kab/kota seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat, Dekopin akan menjadi kerjasama dengan Kementerian Sosial, yang diikat dalam MoU. Penandatanganan MoU dilakukan saat pembukaan kegiatan up-grading pemandu Lapenkop di Bandung. “Dekopin akan menggerakkan Lapenkop untuk melakukan pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) yang sedang dikembangkan Kemensos,” ungkap Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko, menjelaskan tentang garis besar kerjasama dengan Kemensos. Melalui pendampingan oleh Lapenkop, diharapkan kelak masyarakat yang tergabung dalam KUBe mempunyai kesadaran dan kebutuhan untuk berkoperasi, sehingga mereka berinisiatif membentuk koperasi. “Dengan wadah koperasi yang berbadan hukum, masyarakat yang kegiatan usahanya sudah dimatangkan melalui KUBe, akan lebih leluasa untuk mengembangkan usahanya, termasuk menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti perbankan,” tutur Agung. Di Rapimnas Maret lalu, Dekopin mengundang beberapa kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Tujuannya, menyamakan persepsi dan mensinerjikan program untuk pemberdayaan masyarakat melalui koperasi. Pada akhir Mei nanti Dekopin -- bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenpora, dan Kemenkop-UKM -- akan mengadakan SMK Expo di Yogyakarta yang akan memamerkan produk unggulan dari 41 SMK se-Indonesia. Para peserta SMK ini akan didorong untuk berwirakoperasi dalam wadah koperasi. Setelah tamat, para siswa SMK ini akan terus membawa koperasi yang mereka miliki oleh karena mereka memiliki produk dan selama berkoperasi di sekolah mereka sudah mulai dilatih memproduksi, mengemas produk, dan menjual produk mereka. Kegiatan up-grading pemandu koperasi ini memiliki nilai yang sangat strategis. Sebab, mulai tahun 2015 ini, gerakan koperasi Indonesia mulai melaksanakan Visi 2045 KOPERASI PILAR NEGARA. Maka, peningkatan kompetensi Bapak/Ibu pemandu menjadi faktor penentu keberhasilan. Dan, kegiatan upgrading ini menemukan momentum setelah sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo mencanangkan Revolusi Mental sebagai penjabaran dari salah satu Nawa Cita Presiden Jokowi. “Posisi pemandu koperasi sangatlah sentral-substansial dalam dinamika kehidupan perkoperasian. Di mimbar ini, saya harus katakan bahwa pemandu dan pelatih koperasi, adalah ‘jantung’ sekaligus motor penggerak dalam mewujutkan Visi Dekopin 2045 KOPERASI Pilar Negara. Kompetensi, integritas, kreativitas, dan loyalitas pemandu menjadi ‘kunci jawaban’ apakah 20 sampai 30 tahun ke depan, Koperasi akan menjadi Pilar Negara, atau tidak,” ujar Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid. Menurut Nurdin Halid, pemandu memiliki dua misi besar sebagai ujung tombak gerakan koperasi Indonesia mewujutkan VISI 2045 Koperasi Pilar Negara. Pertama, para bapak/ibu pemandulah yang akan menanamkan nilai-nilai dan 7 prinsip yang menjadi jatidiri koperasi dunia. Harus selalu dicamkan bahwa kekuatan utama koperasi justru terletak pada nilai dan prinsip-prinsip yang tidak dimiliki oleh badan usaha lain di muka bumi ini. Ketika nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi identitas koperasi dilanggar, maka koperasi kehilangan roh, dan mati! Para pemandu menjadi pilar untuk memandu masyarakat dengan berpegang teguhlah pada nilai-nilai dan 7 prinsip koperasi. “Itu identitas koperasi! Identitas yang ingin kita tularkan menjadi karakter bangsa, yaitu kejujuran, keadilan, semangat kekeluargaan, budaya gotong-royong, kesetiakawanan, kesetaraan, tranparansi, menghargai proses dan hasil kerja,” kata Nurdin.(A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat