kievskiy.org

Hadapi Gejolak Rupiah, BEI Dorong Investasi Lokal


 PENYERAHAN  Rekor MURI Pembukaan Rekening Reksa Dana Syari'ah untuk 4.500 mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (31/8/2015). Pemecahan ini dilakukan oleh UMY yang bekerja sama dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, BEI, dan Gerai Investasi.*
PENYERAHAN Rekor MURI Pembukaan Rekening Reksa Dana Syari'ah untuk 4.500 mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (31/8/2015). Pemecahan ini dilakukan oleh UMY yang bekerja sama dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, BEI, dan Gerai Investasi.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika diakui ikut mempengaruhi nilai indeks saham di pasar saham. Bahkan, pengaruh terhadap kondisi pasar saham sangat meningkat karena dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari sisi kepemilikan saham, pemilik lokal (dalam negeri baru sebesar 36 persen, dan selebihnya adalah kepemilikan dari investor asing. "Hal ini yang membuat pasar saham di Indonesia masih dipengaruhi gejolak mata uang dolar Amerika ya karena kepemilikan sahamnya memang banyak dari luar negeri. Meski sudah menjadi agenda kami, namun kondisi ini menjadi momentum untuk mendorong investasi yang berasal dari investor lokal (dalam negeri," ucap Nicky Hogan, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia usai acar pemecahan Rekor MURI Pembukaan 4.500 Rekening Reksa Dana Syari'ah Baru di Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (31/8/2015). Nicky mengatakan, dibanding Thailand dan Filipina, Indonesia dari sisi kepemilikan saham oleh investor lokal masih rendah. Artinya pengaruh investor asing terhadap kondisi pasar saham sangat menentukan. "Harga saham akan turun jika kondisi seperti ini membuat investor banyak menjual sahammnya. Jadi agar kondisi saham lebih stabil dan tidak terpengaruh memang mendorong investor lokal menjadi langkah efektif," katanya. Rendahnya inevstasi dari para investor lokal, kata dia, memang paradigma dan keasadaran masyarakat Indonesia melihat investasi masih menjadi pilihan bukan kebutuhan. "Mereka lebih senang menabung. Padahal di era sekarang investasi lebih menjanjikan dan sudah menjadi kebutuhan. Ini yang membuat persante investor lokal lebih rendah," katanya. Meskipun demikian, Nicky menuturkan pada tiga tahun ke depan taget direksi BEI yang baru akan menaikan jumlah kepemilikan investor lokal bisa lebih besar dibanding investor asing. "Langkah yang dilakukan UMY sebagai salah satu gerai investasi dari total 150 gerai yang kami buat menjadi salah satu cara agar setidaknya bisa meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi," tuturnya. Sementara itu, President Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAM)), Legowo Kusumonegoro yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, sebagai salah satu perusahaan investasi, MAMI merasa perlu bersama dengan pihak lain yang punya komitmen yang sama untuk memberikan dukungan terhadap kampanye investasor lokal. "Selama ini yang ada di masyarakat adalah investasi masih dijadikan momok sesuatu yang mahal dan berat. Bahkan, pilihan kesekian dari masyarakat awam yang punya modal. Kami hadir bukan saja untuk kepentingan perusahaan terhadap pertasi penjualan. Namun, setidaknya memperkenalkan dulu apa itu investasi dan apa manfaatnya," ujarnya. Salah satunya, kata dia, dengan kegiatan seperti ini. MAMI memberikan pembukaan rekening investasi gratis untuk 4.500 mahasiswa baru di UMY sebagai yang masing-masing diberi sebesar Rp 100.000 dengan harapan mereka bisa mulai belajar berinvestasi sejak muda. "Sebelum melakukan pemberkasan kami juga memberikan edukasi kepada mahasiswa apa itu investasi, apa resiko dan manfaatnya. Setidaknya menimbulkan kepedulian mereka terkebih dahulu," ujarnya. UMY bersama BEI dan PT Manulife melakukan pemecahan Rekor MURI untuk kedua kali dengan melakukan pembukaan rekening Reksa Dana Syari'ah untuk 4.500 mahasiswa baru. Pemecahan rekor MURI sebelumnya dilakukan dengan tajuk yang sama namun hanya diikuti 1.000 mahasiswa pada tahun 2013. (Wilujeng Kharisma/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat