kievskiy.org

Panen Turun, Petani Kesulitan Pasok Buah Naga Imlek

SEORANG petani buah naga di Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (9/2/2016) saat panen buah naga di kebunnya. Cuaca buruk membuat buah naga yang dihasilkan petani di Sleman, Yogyakarta merosot tajam yang mencapai kurang lebih 40 persen. Padahal permintaan buah tersebut saat Imlek sedang tinggi.*
SEORANG petani buah naga di Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (9/2/2016) saat panen buah naga di kebunnya. Cuaca buruk membuat buah naga yang dihasilkan petani di Sleman, Yogyakarta merosot tajam yang mencapai kurang lebih 40 persen. Padahal permintaan buah tersebut saat Imlek sedang tinggi.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Cuaca buruk membuat buah naga yang dihasilkan petani di Sleman, Yogyakarta merosot tajam yang mencapai kurang lebih 40 persen. Padahal permintaan buah tersebut saat Imlek sedang tinggi. Petani buah naga di Kabupaten Sleman mengaku tidak mampu memenuhi permintaan pasar Imlek tahun ini. "Imlek tahun ini memang permintaan buah naga meningkat tajam. Jika pada hari bisa permintaan hanya berkisar 25 kuintal, namun menjelang Imlek ini bisa mencapai 50 kuintal lebih," kata pemilik kebun buah Sabila Farm di Pakem, Sleman Gun Sutopo (51), Selasa (9/2/2016). Menurut Gun, banyak permintaan buah naga dari beberapa daerah seperti Jakarta, Kalimantan, Sumatera dan sebagian di ekspor untuk memenuhi permintaan pasar internasional. "Selain itu dari wilayah Yogyakarta sendiri permintaan buah naga juga cukup tinggi," ucapnya. Gun mengatakan, selama ini dirinya sengaja mengembangkan pertanian buah naga organik dengan menggunakan pupuk kompos dan pupuk kandang sehingga hasilnya lebih terasa enak dan lebih manis. "Beda sekali rasanya dengan buah naga yang diberi pupuk kimia. Meski harganya lebih mahal yakni Rp28 ribu per kilogram namun permintaan tetap tinggi, karena konsumen merasa lebih suka dengan rasa buah naga organik," tuturnya. Sementara itu, pemilik kebun buah naga di Jalan Kaliurang Km. 10,9 Gadingan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Gani (40) mengatakan dirinya sudah kehabisan stok buah naga karena telah diborong pembeli sejak jauh-jauh hari. "Saat ini saya sudah kehabisan stok buah naga, terakhir panen minggu lalu untuk memenuhi permintaan konsumen jelang Imlek,” tuturnya. Gani mengatakan, dari banyaknya pesanan jelang Imlek, ia hanya mampu melayani sekitar 50 persen dari total permintaan sekitar 40 kuintal. "Panen mengalami kemunduran panen akibat cuaca buruk," katanya. Gani biasa menjual buah naga putih Rp 20 ribu per kilogram dan Rp25.000 untuk warna merah. "Buah naga yang kami budidayakan ini tidak seperti kebanyakan dijual di pasaran. Sebab proses penanaman dan perawatan dengan sistem organik," ucapnya. (Wilujeng Kharisma/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat