kievskiy.org

Hasil Panen Kedua Dikhawatirkan Menurun 30 Persen

DIDIN memperhatikan padi yang rebah akibat tertiup angin kencang di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (24/2/2016). Jika kondisi cuaca buruk, hasil panen musim tanam kedua diperkirakan akan menurun sekitar 30 persen.*
DIDIN memperhatikan padi yang rebah akibat tertiup angin kencang di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (24/2/2016). Jika kondisi cuaca buruk, hasil panen musim tanam kedua diperkirakan akan menurun sekitar 30 persen.*

GARUT, (PRLM).- Petani Kabupaten Garut memperkirakan hasil produksi padi pada musim tanam kedua ini akan menurun sekitar 30 persen. Penurunan itu dimungkinkan terjadi apabila intensitas hujan tinggi dan rendahnya pancaran sinar matahari. "Biasanya kalau hasil panen pada musim tanam kedua menurun sedikit. Sebagian bulir ada yang hampa," ucap Penasihat Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Garut, Endang Solihin, Rabu (24/2/2016). Pada musim tanam kedua, Endang mengungkapkan, biasanya hasil panen padi agak menurun. Seperti diketahui, cuaca di Garut relatif dingin, terlebih saat musim hujan biasanya ada kendala dalam pertumbuhan bulir lantaran rendahnya pancaran sinar matahari. Dalam kondisi baik, petani bisa memperoleh hasil panen sekitar 7 ton, sedangkan pada musim tanam kedua biasanya hanya sekitar 5 ton. "Dalam kondisi demikian, paling tinggi diperoleh 6 ton per hektare atau paling jelek sebanyak 5 ton per hektare," tutur Endang. Endang menilai target produksi pada musim tanam pertama tercapai dan hasil panennya memuaskan. Menurut dia, rerata petani memperoleh hasil panen sekitar 7 ton per hektare. "Kebetulan cuacanya sangat mendukung selepas musim kemarau panjang. Musim tanam pertama sangat memuaskan dan menggembirakan hasilnya sekitar 7 ton per hektare," ucapnya. Endang menjelaskan, untuk musim tanam pertama hampir seluruhnya sudah panen. Sementara untuk musim tanam kedua, Endang memperkirakan yang melakukan tanam sudah mencapai 70 persen. Untuk musim tanam kedua, kata Endang, kemungkinan tidak akan tercapai karena intensitas hujan yang tinggi dan rendahnya sinar matahari akan membuat sebagian bulir padi yang hampa. Akan tetapi, apabila udaranya relatif hangat, dimungkinkan akan diperoleh hasil panen yang maksimal. Didin (55), petani asal Kampung Cipepe, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, mengakui hasil panen sebelumnya sangat memuaskan. Selain intensitas hujan cukup, panas matahari pun cukup sehingga pertumbuhan bulir padi maksimal. "Ya kalau dihitung-hitung kemarin dapatlah 7 ton per hektare. Alhamdulillah bagus hasilnya," kata Didin. Untuk musim tanam kedua, Didin optimistis hasil panen tak akan jauh berbeda dengan panen sebelumnya. Melihat cuaca saat ini dinilainya cukup baik, tetapi melihat tahun-tahun lalu biasanya hasil tanam kedua menurun. "Untuk air irigasi insya Allah lancar, tidak ada kekhawatiran. Tapi, kalau hujannya lebat dan lama, otomatis padi kurang dapat panas matahari sehingga akan memengaruhi pertumbuhan padi," tutur Didin. (Asep Budiman/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat