kievskiy.org

Rieke Dukung KPPU Perang Melawan Kartel Daging Sapi

JAKARTA, (PR).- Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka, mengapresiasi kinerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang telah memberikan hukuman kepada 32 perusahaan penggemukan sapi yang berbuat curang. "Kebetulan kami membaca berita tanggal 6 Juni 2016 bahwa KPPU telah memberi sanksi denda senilai Rp 107 miliar terhadap 32 perusahaan penggemukan sapi yang terbukti melakukan kartel. Saya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan KPPU," papar Rieke saat RDP, di ruang sidang Komisi VI, Selasa 7 Juni 2016. Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini menilai gejolak harga daging sapi yang belakangan sedang meroket, dan beberapa harga sektor pangan yang tidak stabil, salah satu penyebabnya adalah karena adanya mafia kartel pangan yang berlaku curang. Pemberantasan mafia pangan, menurut Rieke adalah pekerjaan rumit. "Ini tentu bukan pekerjaan yang mudah. karena mafia pangan itu ada di berbagai sektor pangan. Tidak hanya dalam persoalan daging sapi. Kami mendukung, saya Rieke Diah Pitaloka dari Fraksi PDI Perjuangan bersama dengan kawan-kawan yang lain," jelasnya. Dia juga menyatakan dukungan kepada KPPU selama melakukan langkah-langkah progresif untuk menghadapi kesiapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Menurut Rieke kedaulatan pangan nasional merupakan wujud kewibawaan negara. Termasuk dia juga menyokong KPPU dalam kebijakan politik anggaran. "Akan mendukung KPPU kalau KPPU melakukan langkah-langkah yang progresif. Karena dalam menghadapi MEA serta mewujudkan kedaulatan pangan. Juga merupakan persoalan kedaulatan negara kita," ungkap Rieke. Namun demikian, anggota Dewan dari Dapil Jawa Barat VII ini meminta KPPU kerja keras yang lebih optimal lagi, bukan hanya persoalan daging sapi, tapi juga bawang merah dan gula. Menurutnya dalam menghadapi masalah ketersediaan pangan dan harganya yang terjangku belum ada koordinasi yang baik antara kementerian yang berwenang. "Bagaimana stok masih banyak tapi masih terjadi impor. Rencananya akan diimpor dengan jumlah yang tidak sedikit, di mana bertentangan dengan pernyataan Menteri Pertanian sendiri, yang menyatakan stok gula masih cukup, malah berlebih. Kemudian Kementerian Perdangan dan BUMN akan mengimpor raw-sugar untuk menjaga stok gula," ungkapnya prihatin.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat